Korea Utara Menggelar Pemilu : Kandidatnya Cuma Satu Orang, Golput Langsung Dicap Sakit Jiwa
Beginilah Pemilu ala Korea Utara. Kandidatnya Cuma Satu Orang, Golput Langsung Dicap Sakit Jiwa.
Editor:
Aji Bramastra
Memang, seorang pemilih bisa saja menolak memilih kandidat tunggal yang ada di kertas suara.
Tapi, itu hanya akan membuat polisi rahasia datang menjemput.
Biasanya, pemilih yang melakukan itu kemudian akan diumumkan negara sebagai 'orang tak waras'.
Setelah memilih, tugas rakyat Korut belum selesai.
Mereka diharapkan untuk berjalan bersama rombongan orang, lalu bersama-sama mengekspresikan kegembiraan.
"Media Korut kerap menggambarkan pemilu sebagai hari yang dinanti-nanti rakyat sebagai hari bergembira. Maka, selalu ada foto rakyat Korut terlihat gembira setelah ikut Pemilu," ujar Minyoung Lee, pemerhati Korut dari NK News.
Karena memilih menjadi sebuah kewajiban, maka pemilu di Korut juga kerap digunakan sebagai sensus penduduk.
Bahkan, lewat pemilu, pemerintah bisa melacak apakah ada rakyatnya yang kabur ke luar negeri.
Kantor berita Korut, KCNA, merilis, tingkat keikutsertaan rakyat pada pemilu tahun ini sebesar 99 persen.
Sementara angka 1 persen yang tidak memilih, diklaim berasal dari mereka yang tidak bisa memilih dikarenakan bekerja di laut atau luar negeri. (*)