Selasa, 16 September 2025

Tugu peringatan berbentuk salib di lahan publik, apakah harus dibongkar?

Tugu peringatan perang berbentuk salib setinggi 12 meter diusulkan dibongkar karena dianggap 'tidak sesuai dengan prinsip pemisahan antara negara

"Secara sosial dan kultural, permusuhan atau kebencian terhadap agama-agama tradisional meningkat. Kebebasan beragama makin rapuh. Tapi dari sisi hukum, sejauh ini pengadilan cenderung memihak kebebasan beragama," katanya.

Ia mencatat dari sengketa yang ia tangani dalam tujuh tahun terakhir, 90% di antaranya bisa dimenangkan.

Kemenangan ini tentu saja tak disambut baik oleh organisasi seperti Asosiasi Humanis Amerika yang khawatir dengan pemerintahan pimpinan Presiden Trump.

Ada penilaian Trump punya agenda tertentu yang membuat derajat sekulerisme di Amerika tidak sekuat dulu.

"Tadinya, pemisahan antara negara dan gereja berjalan baik. Prinsip ini dihormati. Tapi tiba-tiba saja berubah dengan pemilihan presiden 2016 (yang dimenangkan Trump)," kata Fred Edwords, salah satu penggugat tugu Salib Perdamaian.

"Salah satu alasannya adalah kaum Evangelis memilih Trump, meski mereka tidak senang dengan masalah-masalah pribadi yang menimpanya. Mereka berharap Trump akan mengembalikan nilai-nilai konservatif," kata Edwords.

Namun Rod Dreher, penulis buku laris The Benedict Option: A Strategy for Christians in a Post-Christian Nation, mengatakan banyak kalangan Kristen yang sekarang merasa tertekan dan merasa seperti kelompok minoritas.

"Pertarungannya tak hanya antara gereja dan negara," kata Dreher.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan