Minggu, 28 September 2025

Pemutih kulit: Bisa sebabkan kerusakan kulit dan ginjal, mengapa jutaan perempuan tetap memakainya?

Demi memiliki kulit putih, jutaan perempuan di dunia memakai produk-produk pemutih kulit walaupun sejumlah pakar mengatakan sebagian produk

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), empat dari 10 perempuan di Afrika menggunakan produk pencerah kulit.

Di Afrika, Nigeria menempati urutan teratas dengan 77% perempuan yang menggunakan produk pencerah kulit. Diikuti oleh Togo 59% dan Afrika Selatan 35%.

Di Asia, 61% perempuan India dan 40% perempuan China menggunakannya.

Tantangan global

Tantangan semakin meningkat, seiring dengan perkembangan selera konsumen.

Tahun lalu, pihak berwenang di Ghana memperingatkan para ibu hamil agar tidak minum pil pencerah kulit yang mengandung antioksidan glutathione.

Toko pemutih di Nairobi
Getty Images
Produk-produk pencerah kulit terdiri dari krim, pil dan suntikan.

Ibu-ibu hamil di negara itu meminum pil pencerah kulit, dengan harapan pil itu akan turut mencerahkan kulit bayi-bayi mereka yang tengah dikandung.

Negara-negara di Afrika Selatan menerapkan hukuman berat terjadap para pelaku penjualan produk pencerah kulit.

Gambia, Pantai Gading dan awal tahun ini Rwanda melarang semua produk pencerah kulit yang mengandung hydroquinone, yang tak hanya mengurangi produksi melanin, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan kulit permanen.

Melanin adalah pigmen cokelat hitam yang memberi warna pada kulit.

Perawatan

Lembaga yang menangani masalah kulit The British Skin Foundation mengatakan "agen berbasis hidrokuinon dapat digunakan dengan aman di bawah pengawasan dokter kulit untuk mengobati area pigmentasi yang tampak belang dengan hasil yang baik".

Spanduk
Getty Images
Sebuah spanduk di Kinshasa, Kongo menyerukan pelarangan produk pemutih kulit yang menggunakan bahan dasar hidrokuinon.

Lembaga itu juga menyebutkan beberapa produk pencerah kulit memiliki nilai medis.

"Beberapa krim pemutih mungkin membantu, namun krim-krim itu harus diresepkan dan diawasi dengan ketat oleh dokter kulit, jika tidak bisa berbahaya," kata Anton Alexandroff, juru bicara organisasi tersebut.

Efektivitas

Tetapi lembaga itu menegaskan "tidak ada metode aman untuk mencerahkan seluruh kulit kita".

Seorang wanita menunjukkan bekas luka di lengannya di sebuah rumah sakit di Dakar yang disebabkan oleh pencerah kulit.
AFP
Bahan kimia yang digunakan untuk membuat krim pemutih kulit dapat menyebabkan kerusakan kulit.

"Tidak ada bukti bahwa krim yang Anda peroleh bisa membantu. Mungkin malah memiliki efek sebaliknya. Krim tersebut bisa membuat kulit menjadi putih tidak alami atau bahkan membuatnya lebih gelap, dan kulit saya kehilangan kualitas alami," kata Alexandroff memperingatkan.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan