Pemutih kulit: Bisa sebabkan kerusakan kulit dan ginjal, mengapa jutaan perempuan tetap memakainya?
Demi memiliki kulit putih, jutaan perempuan di dunia memakai produk-produk pemutih kulit walaupun sejumlah pakar mengatakan sebagian produk
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), empat dari 10 perempuan di Afrika menggunakan produk pencerah kulit.
Di Afrika, Nigeria menempati urutan teratas dengan 77% perempuan yang menggunakan produk pencerah kulit. Diikuti oleh Togo 59% dan Afrika Selatan 35%.
Di Asia, 61% perempuan India dan 40% perempuan China menggunakannya.
Tantangan global
Tantangan semakin meningkat, seiring dengan perkembangan selera konsumen.
Tahun lalu, pihak berwenang di Ghana memperingatkan para ibu hamil agar tidak minum pil pencerah kulit yang mengandung antioksidan glutathione.

Ibu-ibu hamil di negara itu meminum pil pencerah kulit, dengan harapan pil itu akan turut mencerahkan kulit bayi-bayi mereka yang tengah dikandung.
Negara-negara di Afrika Selatan menerapkan hukuman berat terjadap para pelaku penjualan produk pencerah kulit.
Gambia, Pantai Gading dan awal tahun ini Rwanda melarang semua produk pencerah kulit yang mengandung hydroquinone, yang tak hanya mengurangi produksi melanin, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan kulit permanen.
Melanin adalah pigmen cokelat hitam yang memberi warna pada kulit.
Perawatan
Lembaga yang menangani masalah kulit The British Skin Foundation mengatakan "agen berbasis hidrokuinon dapat digunakan dengan aman di bawah pengawasan dokter kulit untuk mengobati area pigmentasi yang tampak belang dengan hasil yang baik".

Lembaga itu juga menyebutkan beberapa produk pencerah kulit memiliki nilai medis.
"Beberapa krim pemutih mungkin membantu, namun krim-krim itu harus diresepkan dan diawasi dengan ketat oleh dokter kulit, jika tidak bisa berbahaya," kata Anton Alexandroff, juru bicara organisasi tersebut.
Efektivitas
Tetapi lembaga itu menegaskan "tidak ada metode aman untuk mencerahkan seluruh kulit kita".

"Tidak ada bukti bahwa krim yang Anda peroleh bisa membantu. Mungkin malah memiliki efek sebaliknya. Krim tersebut bisa membuat kulit menjadi putih tidak alami atau bahkan membuatnya lebih gelap, dan kulit saya kehilangan kualitas alami," kata Alexandroff memperingatkan.