Pemutih kulit: Bisa sebabkan kerusakan kulit dan ginjal, mengapa jutaan perempuan tetap memakainya?
Demi memiliki kulit putih, jutaan perempuan di dunia memakai produk-produk pemutih kulit walaupun sejumlah pakar mengatakan sebagian produk
Ini adalah kondisi kulit yang umum pada orang dewasa di mana bercak pigmentasi cokelat atau keabu-abuan berkembang, biasanya di wajah. Ini lebih sering terjadi pada perempuan, terutama selama kehamilan.
"Warna kulit dapat dipulihkan oleh dokter kulit," kata Alexandroff, "ada beberapa krim berlisensi yang dapat digunakan oleh para dokter."
Efek samping

Namun kebanyakan perempuan mulai membeli dan menggunakan produk pencerah kulit kosmetik tanpa pengawasan atau pedoman medis, tetapi produk-produk itu memiliki efek samping yang serius, seperti:
- Iritasi kulit dan peradangan
- Sensasi terbakar atau menyengat
- Kulit gatal dan bersisik
(Sumber - Badan Layanan Kesehatan National Inggris)
Merkuri

Beberapa produk yang menjanjikan depigmentasi cepat mungkin sebenarnya mengandung zat berbahaya.
"Produk pencerah kulit yang mengandung merkuri berbahaya bagi kesehatan," kata WHO.
Tetapi juga ditemukan "produk yang mengandung merkuri masih dibuat di China, Republik Dominika, Lebanon, Meksiko, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Amerika Serikat".
Produk-produk ini mengandung bahan kimia beracun karena garam merkuri memperlambat pembentukan melanin.
Uni Eropa dan banyak negara di Afrika telah melarang produk perawatan kulit yang mengandung logam tersebut.
AS, Kanada, Filipina, dan beberapa negara lain mengizinkannya dengan tingkat merkuri yang sangat rendah.
Kesehatan

Merkuri adalah racun, kata Alexandroff, dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Efek samping utama dari merkuri anorganik yang terkandung dalam sabun dan krim pemutih kulit adalah:
- Kerusakan ginjal
- Ruam kulit, perubahan warna kulit, dan jaringan parut
- Berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi bakteri dan jamur
- Kecemasan, depresi atau psikosis, dan neuropati perifer
(Sumber: WHO)
Persepsi
"Orang menganggap krim kulit secara inheren aman. Banyak yang tidak memikirkan risiko kesehatan yang mungkin terjadi. Kita perlu khawatir tentang sikap itu," kata ahli kulit Amerika, Shuai Xu.