Mengingat Setahun Lalu Gempa Hokkaido Jepang dan Blackout Pertama di Jepang, Bagaimana Tokyo?
Gempa bumi berkekuatan magnitude 6,7 melanda bagian barat pulau Hokkaido pada pukul 3:08 pagi waktu Jepang.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Memperingati kembali setahun lalu gempa bumi dan pertama kali black-out (BO) listrik dalam sejarah Jepang, Kamis 6 September 2018, kini pihak Kanto (Tokyo dan sekitarnya) mulai latihan, membuat proyeksi seandainya terjadi BO juga di Tokyo dan sekitarnya.
Gempa bumi berkekuatan magnitude 6,7 melanda bagian barat pulau Hokkaido pada pukul 3:08 pagi waktu Jepang. Akibatnya, memutus aliran listrik ke hampir 3 juta bangunan, dan merusak pembangkit listrik tenaga panas utama. Namun sempat memulihkan daya ke beberapa daerah setelah hampir 12 jam padam. Sedangkan pemulihkan listrik di seluruh wilayah Hokkaido akhirnya memakan waktu 52 jam. Diumumkan Menteri Ekonomi Hiroshige Seko tanggal 7 September 2018 kemungkinan bisa maksimal satu minggu padam.
Akibat gempa bumi besar tersebut tercatat sekitar 44 meninggal dunia dan 683 orang luka-luka terpukul reruntuhan rumahnya, kejatuhan benda keras dan sebagainya akhirbat bencana alam tersebut.
Baca: Anak Petani Lolos Akmil Usai 10 Kali Gagal, Tangannya Penuh Luka Lantaran Bantu Orangtua di Sawah
Tiga orang ahli (Jun'ichi Ozaki, Hideki Takayasu dan Misako Takayasu ) dari Institut Teknologi Tokyo membuat analisa dan perkiraan akibat bencana alam dan BO tersebut di Hokkaido, total penjualan merugi terhitung diperkirakan 35 miliar yen per hari untuk penurunan langsung dalam penjualan perusahaan di Hokkaido.

“Sementara 90 miliar yen per hari untuk penurunan tidak langsung di area lain. Penurunan penjualan tidak langsung sekitar 2,6 kali dari penurunan penjualan langsung,” ungkap para ahli tersebut belum lama ini.
Hokkaido merupakan hampir seperempat dari daratan Jepang, tetapi merupakan salah satu daerah yang berpenduduk paling sedikit. Pemandangan dan ski kelas dunia membuatnya menjadi tujuan utama bagi para wisatawan, meskipun ekonominya hanya menyumbang sekitar 3,5 persen dari Produk Domestik Bruto Jepang.
Pembangkit listrik tenaga batubara Tomato Atsuma secara otomatis mati setelah gempa, menyebabkan ketidakseimbangan jaringan yang memicu pemadaman besar-besaran. Pembangkit listrik berkekuatan 1,65 gigawatt, yang memasok sekitar setengah kekuatan wilayah pada saat gempa, rusak dan memulihkannya memakan waktu setidaknya seminggu, kata Seko saat itu.
Untuk menyeimbangkan kembali jaringan listrik dan mengakhiri pemadaman listrik, Hokkaido Electric Power Co. memulai kembali unit No. 1 di fasilitas batu bara Sunagawa yang mengalirkan listrik ke area terbatas. Namun karena menggunakan batu bara memakan waktu start-up nya sedikitnya 8 jam untuk bisa memasok listrik bormal dan lebih besar lagi setelah 8 jam tersebut. Semua sumber energi terbarukan dikerahkan saat itu. Ditambah energi listrik darurat bantuan dari pulau Honshu.
Perdagangan Saham Dihentikan
Perdagangan di Sapporo Securities Exchange dibatalkan pada hari Kamis itu (6/9/2018) setelah ditutup turun 6,4% akibat bencana alam itu, karena pemadaman listrik. Jepang Exchange Group mengatakan, dengan keputusan yang dibuat pada hari Jumat 7 September 2018 menghentikan perdagangan saham.
Pemadaman listrik sebenarnya pernah terjadi di Tokyo selama 10 menit tahun 2014. Namun pulih kembali 100% sehingga tidak disebut sebagai BO pertama dalam sejarah di Jepang. Kejadian di Hokkaido tahun lalulah, karena BO selama 52 jam, lebih dari 2 hari sehingga dicatat dalam sejarah Jepang sebagai BO yang pertama kali.
Jepang yang memiliki 54 reaktor tenaga nuklir, pada saat ini 11 reaktor telah ditutup.
Akibat BO di Hokkaido, pasukan telekomunikasi NTT mengerahkan batere cadangan lewat kapal laut di Hokkaido karena ditakutkan cadangan batere di sana habis terpakai sehingga berbahaya telelkomunikasi bisa terputus total kalau tak ada batere cadangan.
Batere yang ada berfungsi otomatis setelah listrik padam, dapat memasok listrik dan tetap memasok sinyal telekomunikasi di Hokkaido dengan batere yang ada sekitar tiga hari.
Itulah sebabnya langkah NTT segera mengirimkan batere cadangan lewat kapal laut karena ditakutkan pemadaman listrik atau BO berkepanjangan.
Mengapa lewat kalap laut, jalan darat terganggu semua jadwalnya karena listrik terputus di daerah utara Jepang dan banyak pasokan dikerahkan bantuan untuk Hokkaido lewat darat, membuat kemacetan. Itulah sebabnya dilakukan pengiriman lewat laut.
Kerugian ekonomi mencapai 90 miliar yen per hari sedikitnya saat BO di Hokkaido ungkap tiga orang ahli Jepang di atas.
"Kalau BO sampai terjadi di Tokyo per hari sedikitnya kerugian bisa mencapai 1 triliun yen mengganggu perekonomian Jepang. Tambah lama tentu akan tambah besar lagi kerugian ekonomi, bahkan kalau sampai tiga atau empat hari saja bisa merugikan sekitar 7 triliun yen," ungkap sumber Tribunnews.com Senin ini (2/9/2019).