Rabu, 3 September 2025

Pangeran Harry menyusuri ladang ranjau, 22 tahun setelah ibunya, Putri Diana melakukan hal yang sama

Duke of Sussex berjalan kaki di lapangan ranjau yang belum dibersihkan sepenuhnya di Angola untuk menggarisbawahi ancaman ranjau.

Pangeran Harry berjalan kaki di ladang ranjau yang belum dibersihkan sepenuhnya di Angola untuk menggarisbawahi ancaman ranjau, 22 tahun setelah ibunya, Diana, Princess of Wales, melakukan hal yang sama.

Pria bergelar kebangsawanan Duke of Sussex itu memakai rompi pelindung saat berjalan melalui bekas markas artileri di kota Dirico, Angola tenggara.

Dia juga melakukan ledakan terkontrol untuk menghancurkan ranjau.

Putri Diana menjadi perhatian dunia pada tahun 1997 saat dirinya berjalan melalui lapangan ranjau yang masih aktif di negara itu.

Diana
Getty Images
Diana mengunjungi situs yang berbeda di Angola pada tahun 1997.

Putri Diana didampingi organisasi kemanusiaan pembersihan ranjau darat Inggris, Halo Trust saat mengunjungi Huambo, Angola tengah. Badan ini yang juga membawa Harry ke lapangan ranjau di dekat Dirico.

Pasukan anti-pemerintah menaruh ranjau di Dirico pada tahun 2000 saat bergerak mundur meninggalkan markas mereka.

Pada tahun 2005, anak perempuan berumur 13 tahun kehilangan satu kakinya karena menginjak ranjau di daerah tersebut.

Staf Halo Trust bekerja untuk mengamankan daerah tersebut sejak bulan Agustus dan berharap tempat itu akan bersih dari ranjau pada akhir bulan Oktober.

Pangeran Harry diberi tahu untuk tidak berjalan di jalur yang belum dibersihkan, menyentuh sesuatu atau berlari.

harry, diana, ranjau, angola
Reuters

Dalam pidatonya, Harry mengatakan Halo Trust telah membantu masyarakat "menemukan perdamaian".

"Ranjau darat adalah luka perang yang tidak sembuh. Dengan membersihkan ranjau darat kita dapat membantu komunitas ini menemukan perdamaian, dan dengan begitu muncul berbagai kemungkinan lainnya," katanya.

"Tambahan lagi, kita dapat melindungi kehidupan alam yang beragam dan unik, yang menggantungkan diri pada sungai Kuito yang indah, di samping tempat tidur saya kemarin malam."

Pangeran mendesak adanya usaha internasional untuk membersihkan ranjau darat dari Okavango, di pegunungan Angola, dimana senjata tersebut ditinggalkan 17 tahun setelah berakhirnya perang saudara.

Konflik dari tahun 1975 sampai 2002 tersebut membuat Angola menjadi salah satu tempat paling banyak ranjau di dunia, sekitar 1.200 lapangan, menurut Halo Trust.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan