Selasa, 19 Agustus 2025

Hong Kong: Demonstran 18 tahun ditembak peluru tajam usai parade HUT 70 tahun RRC

Seorang demonstran ditembak di tengah protes ribuan orang di Hong Kong Selasa (01/10) melanggar larangan unjuk rasa dalam peringatan 70 tahun

demonstran di Hong Kong
AFP
Pengunjuk rasa bentrok dengan aparat.

Seorang demonstran ditembak dengan peluru tajam di tengah protes ribuan orang di Hong Kong Selasa (01/10) melanggar larangan unjuk rasa dalam peringatan 70 tahun kekuasaan Komunis di China. Inilah untuk pertama kalinya peluru tajam menghantam demonstran sejak unjuk rasa dimulai Juni lalu.

Kepala kepolisian di Hong Kong, Stephen Lo, mengatakan ini adalah "salah satu dari hari-hari paling keji dan kacau di Hong Kong".

Demonstran yang ditembak bernama Tsang Chi-kin, seorang remaja berusia 18 tahun. Salah satu dari enam peluru tajam yang ditembakkan polisi mengenai dadanya.

Rekaman video penembakan Tsang Chi-kin, yang menyerang seorang polisi menggunakan tiang, disebarkan daring.

"Dada saya sakit, saya perlu ke rumah sakit," kata Tsang, yang ditahan setelah ditembak. Pemerintah Hong Kong menyatakan dia kini dalam kondisi stabil.

Stephen Lo menegaskan penembakan menggunakan peluru tajam "beralasan dan sah secara hukum" lantaran polisi yang menembak meyangka nyawanya dan rekan-rekannya dalam ancaman.

Ditanya mengapa penembakan dilakukan dari jarak dekat, Lo berkata: "Dia [polisi yang menembak] tidak memutuskan jarak antara dirinya dan si penyerang."

Bentrokan terjadi antara demonstran dan aparat yang diwarnai gas air mata dan bom molotov, menyebabkan paling tidak 104 orang dirawat di rumah sakit dan 180 lainnya ditahan.

Lo mengatakan sebanyak 25 polisi mengalami cedera.

demonstrasi di Hong Kong
AFP
Para pengunjuk rasa bertekad mengganggu acara perayaan 70 tahun kekuasaan komunis China.

Protes yang berlangsung hampir empat bulan di Hong Kong menantang visi Presiden Xi Jinping tentang kesatuan nasional.

Sebelumnya di Hong Kong, bendera China dinaikkan dalam upacara khusus dengan penjagaan ketat untuk sektiar 12.000 undangan yang menyaksikan tayangan langsung di pusat konperensi.

Dalam hari yang digambarkan pengunjuk rasa sebagai "hari sedih", orang turun ke sejumlah tempat di Hong Kong dan menutup jalan-jalan.

Jurnalis asal Indonesia luka berat

Sebelumnya, pada Minggu (29/09), Veby Indah, seorang jurnalis dari media Suara berbahasa Indonesia di Hong Kong telah terluka parah terkena proyektil senapan gentel berpeluru kaliber 12 gauge.

Polisi Hong Kong dituduh telah menembakkan proyektil tersebut.

Pada saat itu Veby sedang meliput unjuk rasa di Hong Kong. Dia berada di posisi di jembatan pejalan kaki yang menghubungkan HK Immigration Tower dengan Exit A4 dari Stasiun MTR Wanchai. Dia telah mengenakan rompi warna mencolok dengan tulisan "PRESS", helm pelindung dengan tulisan "PRESS", dan kartu identitas jurnalis yang dikalungkan di lehernya.

Berdasarkan keterangan Michael Vidler di Vidler & Co Solicitors yang mewakili Veby, proyektil tersebut menghantam kaca mata pelindung yang dikenakan Veby dari jarak sekitar 12 meter. Kuatnya benturan mengakibatkan cedera parah di mata kanannya, luka sayat di dekat mata kanan, yang harus dijahit dan cedera di mata kirinya.

Menurut perkiraan, dokter akan bisa melakukan pemindaian pada mata kanan Veby dalam tujuh hari untuk dapat melakukan penilaian lebih mendetil terhadap tingkat keparahan dari cederanya.

Mengomentari kejadian tersebut, Michael Vidler yang mewakili Vebi mengatakan: "Veby sangat beruntung masih hidup dan jika tidak dilindungi oleh kacamata pelindung, dia pasti sudah mengalami kebutaan karena tembakan tersebut. Pada saat ini, masih tetap ada kemungkin adanya kerusakan penglihatan yang parah."

Demonstran melempar balik gas air mata ke arah petugas dalam protes di Hong Kong.
EPA
Demonstran melempar balik gas air mata ke arah petugas dalam protes di Hong Kong.

Perayaan 70 tahun RRC

Di Beijing, China menggelar perayaan besar-besaran untuk menandai 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China (RRC).

Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamirkan RRC di Lapangan Tiananmen, Beijing, setelah pasukan komunis memenangi perang sipil yang berdarah.

Di tempat yang sama, Presiden Xi Jinping menegaskan "tiada kekuatan" yang mampu menggentarkan China.

china
Reuters
Para serdadu Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China turut serta dalam parade militer di Lapangan Tiananmen, Beijing, Selasa (01/10).

"Tiada kekuatan yang bisa menghentikan rakyat China dan bangsa ini untuk bergerak maju," cetus Xi.

Keberadaan Xi didampingi oleh dua pendahulunya, Jiang Zemin dan Hu Jintao.

Memakai kacamata hitam, Jiang yang kini berusia 92 tahun duduk diam selagi Xi menyampaikan pidatonya.

Jiang, yang menjabat presiden dari 1993 sampai 2003, jarang tampil di hadapan publik dan kerap dispekulasikan terkait kesehatannya.

Selain Jiang Zemin, Hu Jintao yang tampil dengan rambutnya yang putih. Adalah Hu yang menginspeksi parade militer pada 2009 ketika RRC merayakan hari jadi ke-60.

Pada parade militer kali ini, sebagaimana dipaparkan Kementerian Pertahanan Nasional China, sekitar 15.000 personel, 580 perangkat militer, dan 160 pesawat ikut berpartisipasi.

Chinese troops march during a military parade in Tiananmen Square in Beijing on October 1,
AFP

Beragam persenjataan terbaru China dipamerkan, seperti tank, helikopter, hingga rudal balistik antarbenua DF-41.

DF-41
Reuters
Kendaraan militer mengangkut rudal balistik antar benua DF-41

Sejumlah pesawat turut meramaikan parade dengan membentuk angka '70' saat terbang melesat di atas Lapangan Tiananmen.

A lone protester wearing a gas mask and carrying an umbrella surrounded by tear gas in Hong Kong
Getty Images
A surge of protests in Hong Kong could overshadow the celebrations in Beijing

Akan tetapi, perayaan ini dibayangi oleh demonstrasi di Hong Kong.

Wartawan BBC di Hong Kong, Grace Tsoi, melaporkan polisi telah menembakkan gas air mata ke kawasan permukiman Wong Tai Sin.

Tembakan itu dilesatkan selagi ribuan demonstran berbaju hitam berupaya memblokade jalan-jalan utama.

hong kong
BBC
Demonstran mengibarkan bendera simbol Hong Kong dengan warna hitam bercorak merah darah.

Di Causeway Bay, para demonstran menutupi jalan sembari mengangkat telapak tangan dan memekik "Lima tuntutan, tidak kurang satu pun."

Demonstran lainnya mengibarkan bendera simbol Hong Kong dengan warna hitam bercorak merah darah.

Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan