Rusia Masih Ragukan Kematian Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi Versi AS
Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan telah mempertanyakan soal kematian pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi.
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan telah mempertanyakan soal kematian pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi yang telah digaungkan oleh Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Mirror.co.uk, Presiden Donald Trump mengungkapkan pembunuhan itu dalam pidato dramatis di televisi dan menggambarkan bagaimana Baghdadi meninggal 'merintih dan menjerit'.
Dia mengatakan pasukan khusus Amerika mengejar teroris di sebuah terowongan sebelum dia meledakkan dirinya dengan rompi bunuh diri.
"Dia mati seperti anjing, Dia mati seperti pengecut. Dunia sekarang adalah tempat yang jauh lebih aman," ujar Trump dalam pengumumannya.
Hal tersebut diragukan oleh Rusia, menurut Daily Star, sebuah pernyataan kementerian mengatakan peningkatan jumlah peserta langsung dan negara-negara yang diduga ambil bagian dalam operasi ini, masing-masing dengan perincian yang sepenuhnya kontradiktif, menimbulkan pertanyaan yang sah dan keraguan tentang realitasnya dan yang lebih penting lagi dalam keberhasilan.

Mayor Jenderal Rusia Igor Konashenkov menambahkan bahwa tidak ada serangan udara AS atau koalisi di wilayah Suriah tempat pembunuhan itu terjadi, lapor kantor berita RIA Novosti.
Baru tiga hari yang lalu Trump menyadari rencana untuk mengeluarkan Baghdadi.
Sebagai bagian dari rencana, AS harus mendapatkan izin dari Rusia untuk terbang di atas wilayah udaranya.
Trump mengatakan Gedung Putih tidak mengungkapkan sifat operasi ke Rusia, tetapi mengatakan kepada para pejabat Rusia mereka akan "menyukainya".

Pada hari Sabtu, Trump tiba kembali di Gedung Putih sekitar jam 4:30 waktu setempat (10:30 di Suriah) setelah satu putaran golf di Virginia, sesuai dengan jadwal resminya.
Sekitar jam 5 sore, dia berkumpul di Ruang Situasi Gedung Putih dengan Wakil Presiden Mike Pence, Sekretaris Pertahanan Mark Esper, penasihat keamanan nasional Robert O'Brien, dan pejabat intelijen lainnya.
Mereka menyaksikan serangan itu berlangsung secara langsung "seolah-olah Anda menonton film," kata Trump.
Operasi di darat di wilayah Idlib Suriah didukung oleh pesawat militer dan kapal, kata Trump.
Para prajurit juga dilengkapi dengan robot militer tetapi pada akhirnya tidak menggunakannya.
(*)