Kakek di Jepang Tak Ditahan Usai Menabrak 2 Orang Hingga Tewas, Siapa Orang Kuat di Baliknya?
Pengaruh orang kuat rupanya masih berlaku saat ini untuk melindungi pelaku yang menabrak dan mengakibatkan kematian dua orang dan tidak ditahan.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan meninggalnya 2 orang (Mana Matsunaga, 31 tahun dan putrinya Reiko-chan 3 tahun serta 9 orang terluka parah) 19 April 2019 di persimpangan Ikebukuro Toshima-ku, Tokyo, membuat penasaran warga Jepang.
"Bagaimana mungkin pengendara yang membuat celaka dan 2 orang meninggal sejak April hingga detik ini tidak pernah ditahan?" ungkap Kitagawa, seorang warga Tokyo kepada Tribunnews.com, Sabtu (16/11/2019).
Berbagai media Jepang termasuk televisi juga memberitakan hal serupa dan mantan Wali Kota Osaka, Toru Hashimoto yang juga pengacara profesional Jepang mengomentari hal itu.
"Lepas dari dia harus ditahan atau tidak, semua hukum di Jepang harus dijalankan dengan benar, tegas, tanpa pandang bulu, serta adil," kata dia.
Penabrak, Kozo Iizuka (88) hanya dirawat di rumah sakit setelah kecelakaan dan setelah ke luar rumah sakit diinterogasi kepolisian lalu boleh pulang.

Umumnya kecelakaan yang ada di Jepang selama ini, pelaku apalagi sampai meninggal, dipastikan ditahan pihak kepolisian dan atau kejaksaan Jepang sambil menunggu keputusan pengadilan.
Namun tidak terjadi bagi Iizuka dan banyak dipertanyakan masyarakat Jepang.
Posting-posting chatting di media sosial yang menjelekkan dan mengarah kepada keluarganya mendadak juga terhapus tak bisa ditemukan lagi.
"Pasti ada anggota keluarganya orang berpengaruh, misalnya kuat pengaruh di pihak kejaksaan Jepang atau kepolisian Jepang atau di bidang pengacara Jepang," lanjut sumber Tribunnews.com.
Banyak pengacara juga sungkan bicara mengenai kasus Iizuka tersebut. Demikian pula polisi dan kejaksaan tutup mulut mengenai Iizuka dan anggota keluarganya terutama mengenai anaknya yang tidak jelas posisinya saat ini.
Baca: Ternyata Bos Nissan Carlos Ghosn Menolak Pembuatan Mobil Khusus Kaisar Jepang
Baca: Kecelakaan Tunggal di Serpong, Mobil Tabrak Pohon Hingga Pengemudi Luka Parah di Kepala
Baca: Seratusan Kerangka Manusia Ditemukan di Stadion untuk Pesta Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020
Pengaruh orang kuat di Jepang rupanya masih berlaku saat ini untuk melindungi pelaku yang menabrak dan mengakibatkan kematian dua orang dan tidak ditahan.
Beberapa pengacara mengatakan mungkin saja tidak ditahan, meskipun ini kasus langka, karena faktor langsung menyerahkan diri, faktor mengakui kesalahannya, faktor dugaan kuat tidak akan melarikan diri (kabur), di samping juga tidak ada risiko untuk menghilangkan bukti-bukti, menurut pihak kejaksaan Jepang.
Lebih dipertanyakan lagi adalah tidak mengakui kesalahannya sendiri, menyalahkan mobilnya yang membuat dirinya menabrak beberapa orang.

"Saya memang ingin menginjak rem ternyata yang saya injak gas, sehingga lari lebih cepat dan terjadilah kecelakaan itu," papar Iizuka kepada polisi.