Rabu, 27 Agustus 2025

Iran Vs Amerika Memanas

Perang Dagang China di Balik Pembunuhan Qassem Soleimani, AS Cegah Nego Damai Iran-Saudi

Federico Piaracinni analis independent menguak misteri tentang latar belakang Iran Vs Amerika Memanas, terkait perang dagang China

Editor: Suut Amdani
Twitter / ABACA via Daily Mirror
Iran melakukan serangan rudal balas dendam ke pangkalan AS di Irak, Rabu (8/1/2020), atas kematian Qasem Soleimani. 

Tapi ia kembali menolaknya, dan mengajukan pengunduran diri.

Mahdi mengatakan, Gedung Putih hingga hari-hari tetap menginginkan perjanjian sektor konstruksi dengan China itu dibatalkan.

Baca: AS-Iran Memanas, KBRI Kairo Keluarkan Imbauan untuk WNI

Ia menambahkan, Menhan Irak sesudah itu secara terbuka menuduh pihak ketiga menargetkan sipil maupun aparat keamanan akan dijadikan tumbal saat aksi demo besar di seantero Irak berlanjut.

Sekali lagi Trump mengontak Abdul Mahdi dan mengancam akan membunuhnya berikut Menhan Irak jika terus mengungkapkan pihak ketiga di belakang aksi unjukrasa memprotes pemerintah Irak.

Tak seorangpun termasuk Abdul Mahdi membayangkan minggu-minggu penuh kesukaran di Irak itu akan berakhir pada pembunuhan keji Qassem Soleimani.

Abdul Mahdi pun tidak gampang mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan kisah kelam di balik krisis Irak, dan serangan militer AS pada tokoh Iran ini.

Pada esok hari setelah kedatangan Qassem Soleimani dari Beirut, Lebanon, Abdul Mahdi seharusnya bertemu dengan tamunya itu.

Kehadiran Soleimani di Baghdad adalah sebagai diplomat atau utusan Teheran.

Ia membawa misi penting bertemu utusan Kerajaan Saudi, guna mendiskusikan peredaan ketegangan di Timur Tengah.

Baca: Iran Hujani Rudal Ke Pangkalan AS di Irak, Pakar Timur Tengah: Qasem Soleimani Tokoh Besar Iran

Semua pihak sudah diberitahu mengenai pertemuan ini.

Ternyata Trump memotong usaha deeskalasi konflik oleh Iran dan Saudi, dan membunuh Qassem setiba di Bandara Baghdad.

Kerajaan Saudi secara cepat begitu Qassem terbunuh menegaskan, mereka tidak diberitahu Washington.

Saudi juga mengingatkan agar semua pihak menahan diri supaya konflik tidak mengguncang kawasan.

Pangeran Khalid bin Salman langsung terbang ke Washington, bertemu Trump dan lalu ke London.

Ia membawa pesan Pangeran Muhammad sebagai penguasa de facto Saudi, meminta agar Washington menahan diri supaya rakyat kawasan Teluk tidak jatuh dalam peperangan lebih menyakitkan lagi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan