Virus Corona
Komisi IX Berharap 3 WNI Positif Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess Bisa Sembuh
"Ini menjadi kejutan buat kita yang sudah sangat berusaha agar kita bisa lepas dan tidak terjangkit virus corona," katanya
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
"Alasan etika, saya tidak bisa mengungkap identitas dari ketiga WNI tersebut," ujar Menlu.
Berdasarkan komunikasi yang dilakukan Menlu dengan otoritas Jepang diperoleh informasi bahwa tiga WNI terkonfirmasi terjangkit virus corona merupakan kasus ke 446 di kapal pesiar tersebut.
Adapun total orang yang ada dalam kapal tersebut ada 3711.
Dari jumlah tersebut, total penumpang sejumlah 2666, sementara total kru ada 1045 yang berasal dari 56 negara.
Dari 3 WNI yang dinyatakan konfirm tersebut, dikatakan Menlu dua diantaranya dibawa ke RS di kota Chiba, Jepang.
Sementara satu WNI sedang menjalani proses untuk menuju ke RS yang belum diketahui oleh Menlu.
"Tim KBRI mungkin saat ini sudah berada di Chiba, pagi tadi mereka sedang menuju ke Chiba untuk memastikan bahwa WNI kita mendapatkan penanganan yang baik dari otoritas di Jepang," ujar Menlu.
Baca: BREAKING NEWS: 3 WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Positif Virus Corona
Kemlu akan terus menjalin komunikasi dengan para kru yang masih ada di dalam kapal Diamond Princess.
Pemerintah juga akan terus berkomunikasi dengan otoritas Jepang mengenai perkembangan tiga WNI yang positif terjangkit virus corona tersebut.
Menkes minta masyarakat terus berdoa tangkal virus corona

Kasus kematian akibat virus corona yang dilaporkan hingga Selasa pagi (18/2/2020), mencapai 1.868 orang.
Indonesia dengan penduduk 260 juta orang masih zero virus bernama resmi, meski negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia telah mengkonfirmasi warganya positif korona di wilayahnya.
Sekali lagi, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto pada konferensi pers terakhirnya Senin kemarin (17/2/2020), menyakini virus corona belum masuk ke Indonesia karena kekuatan doa kepada Tuhan yang Maha Esa.
"Kita ini negara yang berketuhanan Yang Maha Esa, apapun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Makanya namanya ora et labora," papar Terawan.
Baca: Menlu Minta Jepang Perhatikan Kondisi Kesehatan WNI di Diamond Princess
"Kenapa malu mengandalkan Yang Maha Kuasa? Mosok berdoa aja malu. Salahnya sendiri orang boleh beragama tapi belum tentu mau berdoa," lanjut mantan kepala RSPAD Gatot Subroto ini.
Namun ia menegaskan, pemerintah juga melakukan langkah-langkah rasional sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia atau WHO.