Senin, 1 September 2025

Virus Corona

Tim Medis dan Spesialis di Jepang Tidak Perlu Di-screening Virus Corona Jika Tak Ada Gejala Medis

Kementerian Kesehatan Jepang belum mengubah kebijakan saat ini untuk melakukan skrining terhadap petugas karantina jika tidak ditemukan gejala medis.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Ilustrasi: sejarah 2 pegawai kementerian kesehatan yang terinfeksi virus Corona, satu usia 40 tahun dan satu lagi petugas karantina usia 50 tahun (kanan). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang petugas karantina berusia 50 tahun yang berada di atas kapal pesiar Diamond Princess telah dikonfirmasi terinfeksi virus corona.

Namun Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang belum mengubah kebijakan saat ini untuk melakukan skrining terhadap petugas karantina dari pengujian virus jika tidak ditemukan gejala medis.

"Inspeksi akan dilakukan ketika gejala medis terjadi. Kalau tak ada gejala tidak akan di-skrining virus," kata seorang pejabat Kemenkes Jepang kepada Tribunnews.com, Selasa (25/2/2020).

"Kekhawatiran tentang staf yang tidak diskrining, muncul pada banyak orang karena tanpa gejala pun tiba-tiba infeksi virus corona muncul juga bisa terjadi," ungkap seorang spesialis penyakit menular Jepang beberapa waktu lalu.

Para penumpang dari kapal Diamond Princess, Sabtu (22/2/2020) akan ditransfer ke lokasi medis milik pemerintah di Perfektur Saitama.
Para penumpang dari kapal Diamond Princess, Sabtu (22/2/2020) akan ditransfer ke lokasi medis milik pemerintah di Perfektur Saitama. (Foto JH)

Untuk alasan ini, Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang telah memutuskan pada tanggal 22 Februari lalu bahwa tes virus akan dilakukan pada 41 orang yang telah melakukan pekerjaan klerikal di kapal dan staf klerikal yang akan melakukan pekerjaan di masa depan, terlepas dari gejalanya.

Di sisi lain, petugas karantina dan dokter serta perawat yang memiliki kualifikasi "memiliki keahlian dan mengambil tindakan pencegahan" tidak melakukan pemeriksaan, pada prinsipnya jika mereka tidak memiliki gejala, maka tidak perlu tes.

Baca: Tak Bisa Tidur Gara-gara Banjir, Tina Toon Protes ke Pemprov DKI

Baca: Ditanya Soal Banjir Berkali-kali Rendam Jakarta, Anies Baswedan Beri Jawaban: Cukup

"Tes harus dilakukan ketika gejala terjadi atau dalam kontak dekat dengan orang yang terinfeksi," ujarnya.

Menurut Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang, satu petugas karantina baru terinfeksi pada tanggal 24 Februari.

Namun kebijakan tidak akan berubah, hanya dites kalau sudah ada gejala.

"Tes virus ini ditujukan bagi mereka yang memiliki gejala seperti demam pada prinsipnya, tetapi karena keresahan sosial, staf klerikal yang bekerja di kapal pesiar akan diuji bahkan jika tidak ada gejala," jelasnya.

"Tidak ada rencana untuk meninjau tanggapan petugas karantina di masa depan, tetapi kami ingin mempertimbangkan pengujian virus jika orang atau sejenisnya melaporkan adanya tindakan pengendalian infeksi yang tidak memadai," tambah sumber itu.

Saat ini sudah ada 13 karyawan Kemenkes Jepang termasuk petugas karantina yang terinfeksi virus vorona.

Total semua sekitar 90 karyawan Kemenkes telah menangani kapal pesiar Diamond Princess.

Baca: Latihan Fisik Ala Pendidikan Militer Shin Tae-yong Berlanjut: Kalau Belum Mati, Maka Lari Terus

Baca: Diluar Panggung, Raffi Ahmad dan Ruben Onsu Lebih Sering Bicarakan Bisnis

41 Karyawan akan Dites Virus

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan