Senin, 8 September 2025

Virus Corona

Pejabat Korsel yang Bertugas Menangani Virus Corona Dilaporkan Bunuh Diri, Terekam CCTV

Seorang pejabat pria berusia 30-an dari Departemen Kehakiman di Korea Selatan (Korsel) meninggal akibat bunuh diri di Sungai Han.

Editor: Hasanudin Aco
YONHAP / AFP
Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. 

TRIBUNNEWS.COM, KORSEL - Seorang pejabat pria berusia 30-an dari Departemen Kehakiman di Korea Selatan (Korsel) meninggal akibat bunuh diri di Sungai Han.

Melansir dari Naver, berdasar keterangan dari pihak Departemen Kehakiman pada Selasa (25/02/2020) Mr. A dari Kantor Perencanaan Keselamatan Darurat Kementerian Kehakiman meninggal di jembatan Dongjak pada jam 5 pagi hari itu.

Mr. A sendiri menjadi bagian tim perencanaan keselamatan darurat yang bertanggung jawab atas infeksi virus corona penyebab Covid-19 atas manajemen darurat dan krisis nasional.

Berdasarkan rekaman CCTV, Mr. A terlihat jatuh setelah memukul pagar jembatan Dongjak lalu melompat dari jembatan.

Mr A ditemukan oleh Tim Penyelamatan Banpo pada jam 9 pagi dalam kondisi tak bernyawa.

Baca: Jackie Chan Digosipkan Terjangkit Virus Corona dan Dikarantina, Ini Klarifikasinya

Polisi dan Departemen Kehakiman sedang menyelidiki bagaimana Mr. A sampai pada pilihan tindakan ekstrimnya serta hubungannya dengan pekerjaannya.

Sampai dengan hari ini kasus virus corona di Korea Selatan telah mencapai sebanyak 2.022 kasus.

Adapun jumlah kematian telah mencapai 13 kematian.

Kasus bertambah

Mengutip dari SCMP, banyak kasus yang dikonfirmasi oleh Korea Selatan datang dari dua kelompok infeksi yakni terkait dengan sebuah sekte keagamaan di Kota Tenggara Daegu dan sebuah rumah sakit di Daerah Tetangga Cheongdo.

Hari ini, Jumat (28/02/2020) 256 kasus baru dilaporkan bertambah di Korea Selatan.

Adapun 182 kasus berasal dari Daegu.

Kekhawatiran virus Corona ini memicu orang-orang di Seoul untuk mengantre dalam antrean panjang untuk membeli masker di beberapa toko meskipun kasus infeksi virus corona di kota ini terhitung sedikit.

Masalah tingginya virus corona ini memancing satu juta orang untuk menandatangani petisi menuntut pemakzulan Presiden Moon.

KBRI Seoul Ditutup

Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI dan Pusat Promosi Investasi Indonesia IIPC di Seoul ditutup mulai Jumat (28/2/2020) hari ini.

Alasannya karena temuan satu kasus virus korona di Yeouido, satu lokasi pergerakan pasien yang letaknya sangat dekat dengan kompleks KBRI dan IIPC.

Dihubungi VOA Kamis malam (27/2/2020), Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi memastikan pasien penderita virus korona yang dikonfirmasi otorita setempat itu “bukan WNI.”

"Dapat saya sampaikan bahwa hingga saat ini seluruh WNI yang jumlahnya lebih dari 37.000 orang semuanya dalam keadaan baik. Kita terus mengimbau agar semua tenang tapi waspada,” ujar Umar Hadi.

“Namun dalam rangka pencegahan dan menjamin keamanan dan keselamatan bersama, kantor KBRI dan IIPC Seoul tutup sementara mulai Jum’at sampai dengan waktu yang akan ditentukan kemudian," Umar menambahkan.

Baca: KBRI di Korea Selatan Tutup Sementara untuk Cegah Penyebaran Virus Corona, Ini Nomor Hotlinenya

Baca: Antisipasi Corona, BP2MI Perketat Penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Korea Selatan

Lebih jauh KBRI Seoul lewat pernyataan tertulis mengatakan loket layanan publik untuk pengurusan visa, paspor dan jasa-jasa konsuler untuk sementara juga ditutup.

“Staf KBRI dan IIPC Seoul akan bekerja dari kediaman masing-masing,” tegas pernyataan itu. Namun ada satu telpon hotline dibuka jika ada kasus darurat, yaitu di nomor +82-10-5394-2546.

"Penutupan layanan ini hanya bersifat sementara, untuk memastikan kondisi pelayanan yang kondusif sehubungan dengan merebaknya wabah virus Covid-19 yang sudah menjangkiti korban di radius dekat kantor pelayanan KBRI. Hal ini juga sesuai dengan kebijakan pemerintah setempat untuk mengurangi pengumpulan orang dalam jumlah besar pada satu waktu dan satu tempat," papar Umar Hadi.

Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi bersama tim inti Satgas Bahaya COVID-19 yang sudah dibentuk sejak Januari lalu, bekerja selama 24 jam di Posko KBRI Seoul dan satu posko lain di dekat Daegu untuk memastikan langkah-langkah perlindungan WNI di negara itu.

Langkah-langkah pengamanan ekstra dan sterilisasi kompleks KBRI Seoul dan kantor IIPC Seoul sedang terus dilakukan.

“Antara lain dengan memperketat prosedur masuk dan keluar kompleks itu, dan penyemprotan disinfektan yang lebih sering,” ujar Umar Hadi.

Nomor telepon hotline Posko KBRI Seoul adalah +82-10-5450-2181.

Sementara nomor telepon hotline posko di Daegu adalah +82-10-3601-9980.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC melaporkan hingga 23 Februari lalu tercatat ada 76.936 kasus virus korona di daratan China dan 1.875 kasus di luar daratan China.

Sementara korban meninggal mencapai 2.462 kasus, sebagian besar terjadi di daratan China.

Hingga Kamis 27 Februari, diketahui ada 2.022 kasus virus korona di Korea Selatan. [em/pp].

Sumber: Kompas.com/VOA Indonesia

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan