Virus Corona
Pekerja Inggris yang Mengisolasi Diri karena Corona Dapat Gaji Sakit, Sekitar Rp 2,4 Juta per Minggu
Pekerja Inggris yang Mengisolasi Diri karena Corona Dapat Gaji Sakit, Sekitar Rp 2,4 Juta per Minggu
TRIBUNNEWS.COM - Virus corona telah menginfeksi 52 orang di Inggris.
Warga Inggris yang terinfeksi pun terpaksa mengisolasi diri agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas.
Mengutip bbc.com, para pekerja yang mengisolasi diri dari virus corona akan mendapatkan gaji sakit.
Mereka akan mendapatkan gaji sakit sejak hari pertama cuti.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menegaskan informasi tersebut.
Lebih jauh, Boris Johnson mengatakan, orang-orang yang mengarantina diri membantu melindungi orang lain dari virus.
"Tidak boleh dihukum karena melakukan hal yang benar," kata Boris.
Baca: Archie Tak Dibawa ke Inggris, Ratu Elizabeth Sedih, Tagihan Biaya Keamanan Tambah Rp 900 Juta
Baca: Komisi VI DPR Sarankan Pemerintah Beli Masker UMKM dari Kain Perca untuk Hadapi Corona
Untuk diketahui, undang-undang darurat itu mengatur para pekerja akan menerima tambahan 40 pound sterling atau setara dengan Rp 720 ribu.
Terkait penambahan upah ini, Pemimpin Buruh, Jeremy Corbyn bertanya kepada Johnson soal gaji sakit.
Lebih jelas, untuk menerima pembayaran gaji sakit, berdasarkan statutory sick pay (SSP) pekerja harus mendapatkan upah sekira 118 pound sterling atau setara dengan Rp 2.133.893 per minggu.
Banyak orang, yang memiliki kontrak tanpa jam kerja, bekerja dengan sistem paralel setiap minggu.
Mereka ditafsirkan memiliki penghasilan lebih rendah dari prasyarat tersebut.
Baca: Parahnya Cedera Bagus Kahfi Bikin Legenda Chelsea dan Timnas Inggris Khawatir
Baca: Sempat Kontak Langsung, Tukang Kebun Pasien Positif Corona Inap di RSUD Depok, Ini Alasan dan Status
Hak Gaji Sakit
Lebih jauh, Perdana Menteri mengatakan, banyak orang memiliki hak untuk mengklaim gaji sakit yang bersifat wajib itu.
Diketahui, SSP sebelumnya ditetapkan pada 94,25 pound streling atau Rp 1.704.402 per minggu.
Dengan keputusan baru yang dikeluarkan Johnson, mereka akan mendapat manfaat dari untuk menerima tambahan 40 pound sterling.
Baca: Drama 16 Besar Liga Champions: Kegemilangan Wakil Bundesliga, Tersungkurnya Tim Asal Inggris
Baca: Dokter di Amerika Sebut Memakai Masker Justru Bisa Menambah Risiko Terkena Virus Corona, Mengapa?
Kampanye Kesehatan
Pemerintah terlah meluncurkan kampanye kesehatan masyarakat berskala besar.
Kampanye itu mendesak orang-orang untuk mencuci tangan secara teratur.
Dilaporkan, 53 orang di Inggris telah dites positif virus corona.
Informasi terbaru, petugas medis di Inggris dinyatakan positif virus corona.
"Tidak masuk kerja dan belum memiliki kontak dengan pasien," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Dewan Cumbria.
Baca: Hasil Liga Inggris Everton vs Man United, Diwarnai Blunder De Gea dan VAR, Laga berakhir Imbang 1-1
Baca: Achmad Yurianto Bantah 2 Pasien Positif Corona Tak Sadar Terinfeksi: Lalu Kenapa Bersedia Diisolasi?
Epidemi di Inggris
Lebih jelas, Kepala Petugas Medis Inggris sempat mengatakan, kemungkinan virus corona akan menjadi epidemi di Inggris.
Sementara, Prof Chris Whitty kepada BBC mengatakan, dalam skenario terburuk, 80 persen dari populasi dapat terinfeksi virus corona.
Sejak mewabahnya virus hingga kini, ada 94.191 kasus.
Ada sekira 3.220 orang yang meninggal akibat wabah virus corona.
Sementara itu, 51.888 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Wabah Covid-19 kini mewabah hingga 81 negara di dunia.
Baca: Aston Villa vs Man City, Duel Antara Tim Paling Produktif Carabao Cup dengan Tim Liga Inggris
Baca: Di ILC, Saleh Partaonan Akui Sempat Didebat Menteri saat Bahas Corona: Semua Berhak Ngomong
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)