Virus Corona
Dokter di Amerika Sebut Memakai Masker Justru Bisa Menambah Risiko Terkena Virus Corona, Mengapa?
Dokter di Amerika menyebut memakai masker justru bisa menambah risiko terkena virus corona.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Virus corona baru atau Covid-19 kini terus menyebar di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, sudah ada dua pasien yang terkonfirmasi positif terkena virus corona.
Alhasil, penggunaan masker yang diduga bisa menjadi 'alat' pelindung dari corona menjadi langka.
Satu di antara penyebab kelangkaan tersebut diakibatkan adanya produsen yang menimbun masker.
Termasuk juga karena permintaan yang sangat tinggi, hingga membuat harganya menjadi naik berkali-kali lipat.
Praktisi medis di Amerika Serikat memperingatkan orang-orang yang panik sampai menimbun masker bedah dan masker N95.
Menurut wawancara Forbes dengan seorang spesialis pencegahan infeksi, penggunaan masker tidak diperlukan jika seseorang tidak sakit.
Bahkan memakai masker bagi yang sedang sehat benar-benar dapat meningkatkan risiko infeksi.

Baca: Ahli Benarkan Penggunaan Masker Bagi yang Sakit Saja: Sumbernya Sudah Tertahan, Orang Lain Aman
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Dr Eli Perencevich, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Iowa, mengatakan bahwa mengenakan masker dapat membuat seseorang puas dengan kebersihan pribadi mereka.
"Jika Anda tidak mencuci tangan sebelum melepas dan setelah melepas masker, Anda bisa meningkatkan risiko," kata Dr Perencevich melansir dari Forbes.
Ia juga memperingatkan tentang bahaya yang ditimbulkan ke dalam "rasa aman palsu".
Ia menyatakan bahwa hanya orang yang sakit yang perlu memakai masker.
Hal itu untuk mencegah virus agar tidak ditularkan kepada orang lain.
Dr Perencevich menambahkan bahwa masker bedah dibuat untuk menjaga tetesan.
Masker bedah tidak untuk mencegah virus corona, tidak seperti masker N95 yang lebih bisa mencegah.