Virus Corona
Narapidana New York Disuruh Menggali Kuburan Massal untuk 51.000 Korban Corona Bila Kasus Meningkat
Para narapidana di Harvey Weinstein, Pulau Rikers diberi tugas untuk menggali kuburan massal guna mengubur korban Covid-19 jika wabah ini makin parah.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Para narapidana di Harvey Weinstein, Pulau Rikers diberi tugas menggali kuburan massal yang diperuntukkan korban virus corona.
Hal ini dilakukan guna mengubur korban virus corona jika wabah ini berubah menjadi pandemi.
Rencana darurat ini berasal dari New York's Office of Chief Medical Examiner.
Mereka memiliki ide untuk menguburkan 51.000 mayat wabah mematikan ini di Pulau Rikers.
Lantaran New York menjadi satu diantara kota yang mengantongi banyak korban Covid-19 di AS.
Dilansir Daily Mail, tingkat kematian New York mencapai 2,1 persen.
Sehingga pemerintah kota harus memutar otak untuk menanggulangi banyaknya korban yang berjatuhan.
Dikutip Mirror dari laporan milik Charles Hirsch yang berjudul 'Pandemic Influenza Surge Plan For Managing In-and-Out-of-Hospital Deaths', di sana menjelaskan sejumlah strategi untuk menanggulangi wabah yang mematikan.
Wabah corona sendiri hampir sama dengan Flu Spanyol yang merebak pada 1918.
Penyakit ini telah membunuh lebih dari 500.000 penduduk Amerika Serikat.
Sejumlah pakar khusus kasus kematian dikerahkan untuk mengurus hal ini.
Fotografer forensik dan mahasiswa medis ditugaskan untuk mengumpulkan mayat-mayat tersebut.

Setiap harinya, para pakar ini diminta untuk memindahkan 50 sampai 5.000 korban jiwa.
Pemerintah juga memasok unit pendingin di seluruh kota.
Masing-masing unit bisa menampung setidaknya 44 mayat.
Laporan Hirsch mengatakan, pemerintahan membuang mayat dan menguburkannya di kuburan tahanan Pulau Hart.