Virus Corona
FAKTA di Balik Potret Dokter China Berbaring di Kamar yang Sepi
Foto seorang dokter di Wuchang yang berbaring dengan pakaian pelindung yang lengkap di kamar penuh dengan kasur kosong beredar di media sosial.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Garudea Prabawati
Pasalnya, bangsal di pusat kota tidak cukup untuk menampung pasien yang jumlahnya semakin meningkat.
Dua puluh hari kemudian, 14 bangunan telah dialihfungsikan menjadi rumah sakit sementara.
Rumah sakit sementara ini menawarkan lebih dari 10.000 bangsal untuk pasien COVID-19.
Ma Yonggang, Direktur Tim Medis Rumah Sakit Sementara Wuchang mengatakan, bila pemerintah tidak membangun rumah sakit sementara, pasien dengan gejala ringan justru dapat menulari orang-orang di sekitar sebab mereka tidak diisolasi.
"Jika kita tidak memiliki 10.000 tempat tidur ini, pasien dengan gejala ringan akan berinteraksi dengan masyarakat. Sehingga berpotensi menginfeksi anggota keluarga dan orang-orang di sekitar mereka," ujar Ma kepada Beijing News.
"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya," tambah Ma.

Selama 20 hari terakhir ini, rumah sakit sementara Wuchang adalah medan perang bagi 14 tim kesehatan dari 868 pekerja medis, yang berasal dari sembilan provinsi, kota dan daerah yang berbeda di China.
Beruntung, tidak ada pekerja medis yang terinfeksi selama proses perawatan pasien itu.
Pun dengan jumlah kematian di Rumah Sakit Sementara Wuchang adalah nol alias tidak ada.
"Membangun rumah sakit sementara adalah strategi yang bagus dan tepat waktu dalam menangani masalah kekurangan ruang perawatan dan menghindari penyebaran virus lebih lanjut di kota," kata Ma.
Ma juga mengatakan, semua rumah sakit sementara akan didesinfeksi setelah penutupan.
Sementara para petugas kesehatan yang telah berada di garda terdepan melawan virus corona akan diberikan hari libur.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)