Dua Roket Menghantam Pangkalan Militer Irak yang Tampung Pasukan AS dan Pelatih NATO
Dua roket menghantam satu pangkalan pelatihan militer di selatan Baghdad, Irak.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Dua roket menghantam satu pangkalan pelatihan militer di selatan Baghdad, Irak.
Militer Irak menerangkan, pangkalan militer tersebut merupakan tempat pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan pelatih NATO.
Mengutip Al Jazeera, serangan tersebut merupakan kali ketiga dan menargetkan pangkalan militer yang menampung pasukan asing dalam satu pekan ini.
Pangkalan Besmaya di selatan Baghdad dilaporkan menjadi target serangan tersebut pada Senin malam (16/3/2020).
Dalam laporan yang beredar, jumlah korban tidak disebutkan.
Sebelumnya, pada Senin (16/3/2020) Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memperingatkan Irak, bahwa AS akan membalas (serangan) sebagaimana diperlukan terhadap setiap serangan baru yang ditujukan ke Amerika.
Baca: Rentetan Roket Katyusha Serang Pangkalan Militer Dekat Baghdad, 3 Personel Koalisi Pimpinan AS Tewas
Baca: Peristiwa Langka, Kota Baghdad Iraq Diselimuti Salju untuk Kali Pertama dalam Sepuluh Tahun Terakhir
Baca: Kedutaan Besar Amerika di Baghdad Dihantam Roket
Sejak akhir Oktober 2019, ada 24 serangan roket terhadap kedutaan AS di Baghdad.
Atau pangkalan tempat pasukan asing dikerahkan.
Serangan yang diluncurkan menewaskan tiga personil militer Amerika, satu tentara Inggris, dan satu tentara Irak.
Namun, tidak ada serangan yang diklaim.
Lebih lanjut, Washington menyalahkan Kataeb Hezbollah yang merupakan faksi garis keras dalam jaringan militer yang disponsori Hashd al-Shaabi.
Irak diketahui telah lama khawatir akan terjebak dalam ketegangan yang meningkat antara Iran-Amerika Serikat, dan dua sekutu utamanya.
Baca: TERBARU Iran Vs Amerika, Tiga Roket Hantam Zona Hijau Baghdad Irak
Baca: Iran Hantam Areal Kedutaan AS di Baghdad Dengan Rudal Katyusha, 3 Orang Dikabarkan Tewas
Baca: Roket Kembali Menghantam Kedutaan Besar AS di Baghdad

Ketegangan antara kedua negara meningkat secara dramatis pada akhir 2019.
Saat itu, satu orang kontraktor Amerika Seriakt tewas dalam serangan roket di pangkalan terpisah di Irak utara.
Akibatnya, serangan balasan dikerahkan Amerika ke Kataeb Hezbollah.
Beberap hari kemudian, serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat menewaskan Komandan Iran, Qassem Soleimani dan wakil kepala Hashy Abu Mahdi al-Muhandis pada 3 Januari 2020 lalu.
Iran lalu meluncurkan rudal balistik pada pasukan AS di Irak.
Sementara parlemen Irak memilih mengusir semua tentara asing dari tanahnya.
Namun, keputusan-keputusan tersebut hingga saat ini belum diimplementasikan.
Baca: Presiden Irak Barham Salih Tunjuk Perdana Menteri Baru
Baca: Tentara AS Menarik Diri dari 3 Pangkalan Militer di Irak
Baca: Presiden AS Donald Trump Perintahkan Pentagon Balas Serangan Mematikan di Pangkalan Irak
Untuk diketahui, sekira 5.200 tentara Amerika berbasis di Irak sebagian dari koalisi yang dipimpin AS.
Para pejabat tinggi militer dan sipil AS telah lama menyatakan frustrasi bahwa pemerintah Irak tidak melakukan cukup untuk mencegah serangan roket yang menargetkan pasukan dan diplomat AS.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)