Upaya Donald Trump Amankan Vaksin Corona Secara Eksklusif Hanya untuk AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah meyakinkan perusahaan riset Jerman yang berupaya mengembangkan vaksin virus corona.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah meyakinkan perusahaan riset Jerman yang berupaya mengembangkan vaksin virus corona.
Dilaporkan, Donald Trump tengah membujuk perusahaan Jerman itu menghasilkan vaksin hanya untuk menyelamatkan nyawa Amerika Serikat.
Dilansir Newsweek, sumber pemerintah Jerman angkat bicara soal upaya Trump mengamankan akses ke vaksin yang sedang dikembangkan perusahaan CureVac.
Lebih jauh, Wel am Sonntag melaporkan, narasumber pemerintah Jerman menyebut Trump mencoba mengamankan karya para ilmuwan secara eksklusif.
Narasumber itu menambahkan, Trump akan melakukan apa saja demi mendapatkan vaksin corona untuk Amerika Serikat.
Secara terpisah, narasumber Gedung Putih mengatakan kepada Newsweek, pemerintah tidak mengetahui soal laporan atau informasi yang mendasari pernyataan di atas.
Sementara itu, dalam pernyataan pada Minggu (15/3/2020) CureVac membantah adanya rumor akuisisi yang beredar saat ini.

Blokir Upaya AS
Tetapi, Juru bicara Menteri Ekonomi Jerman menyarankan pemerintah memblokir upaya dari AS mengambil kendali perusahaan CureVac .
Juru bicara itu menambahkan, undang-undang perdagangan luar negeri Jerman memungkinkan memeriksa tawaran pengambilalihan asing.
Dengan catatan, kepentingan keamanan nasional atau (kepentingan) Eropa menjadi pertaruhan.
Baca: Empat Relawan AS Uji Vaksin Virus Corona Pertama
Baca: Vaksin untuk Corona Ditemukan, 45 Sukarelawan Akan Dijadikan Objek Uji Coba
Baca: Uji Coba Pertama Dilakukan di AS, Harapan Temuan Vaksin dan Obat Corona
Baca: Amerika Serikat Klaim Temukan Vaksin Virus Corona, Uji Coba Akan Dimulai Senin 16 Maret
CureVac Buka Suara
Kepala Eksekutif Dievini Hopp Bio Tech Holding, Christof Hettich yang merupakan investor utama CureVac angkat bicara.
Diwartakan Deutsche Welle, Christof menerangkan, kesepakatan esklusif dengan AS tidak ada dalam perundingan.
"Kami ingin mengembangkan vaksin untuk seluruh dunia dan bukan negara individu," kata Christof.