Senin, 25 Agustus 2025

Virus Corona

Kasus Corona di AS, 884 Orang Meninggal dalam Sehari

Trump memprediksi hal yang paling terburuk masih akan terjadi pada minggu-minggu mendatang.

The New York Times/Dave Sanders
Beberapa rumah duka yang kewalahan untuk mengumpulkan jenazah korban virus corona, dan memaksa rumah sakit seperti Rumah Sakit Brooklyn untuk menyimpannya di trailer berpendingin. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Jumlah kasus terkonfirmasi infeksi virus corona (COVID-19) di Amerika Serikat (AS) telah melampaui 200.000 kasus pada Rabu (1/4/2020) waktu setempat.

Demikian berdasarkan data dari Johns Hopkins University, yang dilansir AFP dan Channel News pada Kamis (2/4/2020).

Data itu juga menunjukkan penyakit ini telah menewaskan 884 orang selama 24 jam di AS.

Ini rekor kasus kematian harian terbaru di AS.

Pandemi ini telah merenggut nyawa sekurang-kurangnya 4.475 orang di AS.

Baca: Update Corona 1 April 2020: Total Kasus di Seluruh Dunia Capai 873.008, Amerika Serikat Terbanyak

Sementara kasus positif di AS, paling tinggi di dunia, yakni mencapai 213.372.

Jumlah kasus baru yang dilaporkan naik 25.200 selama 24 jam terakhir di negara ini.

Catatan suram jumlah kematian dalam satu hari dipegang oleh Italia dengan 969 pada 27 Maret lalu.

Negara bagian New York adalah pusat wabah COVID-19 di AS.

"Setidaknya 1.900 kasus kematian tercatat di sana," menurut Gubernur Andrew Cuomo.

Sehari sebelumnya, pada Selasa (31/3/2020) waktu setempat, 700 orang meninggal akibat virus corona (COVID-19) hanya dalam waktu 1x24 jam.

Angka itu setara dengan satu orang meninggal setiap dua menit.

Hampir setengah kasus kematian berada di negara bagian New York, yang masih menjadi episentrum pandemi virus corona.

Walikota New York Bill de Blasio memohon bala bantuan dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

Apalagi Trump memprediksi hal yang paling terburuk masih akan terjadi pada minggu-minggu mendatang.

"Ini adalah titik di mana kita harus siap untuk menghadapi minggu depan, ketika melihat adanya peningkatan besar dalam jumlah kasus," ujar de Blasio, di Billie Jean King National Tennis Center di Queens, di saat sebuah rumah sakit Lapangan sedang dibangun.

De Blasio, seorang politikus Demokrat, mengatakan ia telah meminta tambahan seribu perawat, 300 terapis pernapasan dan 150 dokter kepada Gedung Putih pada 5 April lalu.

Tetapi kata dia, hinga saat ini, ia belum menerima jawaban dari Trump.

Dokter kelelahan

Di California, negara bagian AS yang paling padat penduduknya, jumlah pasien COVID-19 melonjak selama beberapa hari terakhir, dengan lebih dari 7.400 kasus terkonfirmasi pada hari Selasa (31/3/2020) dan lebih dari 150 kasus kematian.

Pandemi ini telah menguras seluruh energi para dokter, perawat dan pekerja kesehatan lainnya, yang bekerja terlalu keras.

Ditambah lagi kurangnya perangkat medis dan perlengkapan pelindung yang dibutuhkan.

"Hal itu melemahkan dan melelahkan serta menyedihkan, " jela Gubernur New York Andrew Cuomo saat konferensi pers.

"Aku sudah berbicara kepada profesional kesehatan yang mengatakan hal itu."

Untuk kasus kematian terkait corona AS masih di bawah Italia (11.000 orang meninggal) dan Spanyol (8.000 orang meninggal).

China telah melaporkan 3.305 orang meninggal.

Di seluruh dunia, sekarang ada lebih dari 800.000 kasus penyakit yang sangat menular itu dan lebih dari 40.000 kasus kematian dilaporkan. (Channel News Asia/AFP/Reuters). 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan