Virus Corona
Iran Tolak Tawaran Bantuan AS untuk Atasi Pandemi Virus Corona
Iran telah melaporkan 60.500 kasus positif virus corona, dengan 3.739 di antaranya dinyatakan meninggal.
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Iran pantang meminta bantuan dari Amerika Serikat ( AS) untuk menangani wabah virus corona (Covid-19).
Ketegasan itu dilontarkan juru bicara kementerian luar negeri, Abbas Mousavi, di tengah fakta Teheran merupakan negara paling terdampak di Timur Tengah.
Hingga Senin (6/4/2020), Iran telah melaporkan 60.500 kasus positif virus corona, dengan 3.739 di antaranya dinyatakan meninggal.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei telah menolak penawaran bantuan kemanusiaan yang ditawarkan oleh AS untuk mengatasi pandemi.
"Iran tidak pernah meminta, dan tak akan pernah mengemis kepada AS agar bersedia membantu kami melawan penyakit ini," tegas Mousavi.
Baca: Seorang Karyawan BPD Papua Positif Covid-19
Baca: Lansia di Wonosobo Menggigil, Tak Seorang Warga Pun Berani Mendekat di Tengah Pandemi Covid-19
Sebaliknya seperti dikutip New York Times, Mousavi dalam konferensi pers menyerukan kepada Washington agar mencabut sanksi internasional.
Tensi antara dua negara ini memanas sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump mengumumkan keputusannya keluar dari perjanjian nuklir.
Tak hanya mengeluarkan AS dari kesepakatan nuklir 2015, Trump juga menghujani Teheran dengan serangkaian sanksi yang menyasar ekonomi.
Otoritas Iran menyatakan, hukuman yang diberikan oleh Gedung Putih menyulitkan mereka dalam memerangi penyebaran Covid-19.
Mousavi pun meminta baik PBB maupun semua komunitas internasional bersama-sama menekan Negeri "Uncle Sam" agar bersedia mencabut sanksi.
"Mereka (AS) berusaha memaksa Teheran supaya bersedia melakukan negosiasi," kecam Mousavi dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Sementara itu, juru bicara kementerian kesehatan Kianoush Jahanpour mengklaim, kasus penularan maupun kematian mulai menunjukkan penurunan.
"Karena social distancing yang begitu intens, kami telah melihat penurunan bertahap terkait kasus baru dalam beberapa hari terakhir," paparnya.
Presiden Hassan Rouhani sudah meminta kepada masyarakat untuk tetap diam di rumah, dan memperingatkan mereka bisa jatuh ke dalam wabah jika ada yang melanggar.
Sejauh ini, Teheran tidak memerintahkan karantina bagi warganya. Melainkan memutuskan untuk menutup sektor usaha yang dianggap non-esensial.
Dikutip AFP, Jahanpour berharap dengan kebijakan ketat yang dilancarkan pemerintah, mereka bisa menangani infeksi virus corona.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Iran Tak Akan Pernah Minta Bantuan AS Atasi Virus Corona