Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hari Ini 2 Tahun Perang Gaza, Lebih dari 67.000 Warga Palestina Terbunuh, Perundingan Israel-Hamas

Korban tewas di Gaza kini mencapai sekitar 67.000 jiwa, tetapi pada kenyataannya, kemungkinan lebih tinggi.

Penulis: Nuryanti
RNTV/TangkapLayar
KEHANCURAN TOTAL - Foto tangkap layar RNTV pada Senin (14/7/2025) yang menunjukkan kehancuran total di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. Korban tewas di Gaza kini mencapai sekitar 67.000 jiwa, tetapi pada kenyataannya, kemungkinan lebih tinggi. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang di Jalur Gaza, Palestina, telah berlangsung selama dua tahun hingga hari ini, Selasa (7/10/2025).

Korban tewas di Gaza kini mencapai sekitar 67.000 jiwa, tetapi pada kenyataannya, kemungkinan lebih tinggi.

Perang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, serta menculik 251 orang.

Kemudian, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 67.160 warga Palestina dan melukai sekitar 170.000 orang.

Israel dituduh melakukan genosida di Gaza oleh komisi penyelidikan PBB, asosiasi pakar genosida terkemuka dunia, dan beberapa organisasi hak asasi manusia.

Namun, Israel berdalih bahwa mereka hanya bertindak untuk membela diri.

Para analis Palestina dari berbagai spektrum politik sepakat bahwa serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober merupakan momen penting yang menghancurkan asumsi dan mengungkap rapuhnya tatanan internasional dan regional yang berupaya mendorong masalah Palestina ke pinggiran.

Di tengah upaya diplomatik yang sedang berlangsung, Kota Gaza masih terus diserang secara intensif dan perintah pengungsian massal telah mendorong warga sipil ke selatan ke distrik-distrik yang penuh sesak, sementara kelaparan melanda dan infrastruktur runtuh.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sekitar setengah dari rumah sakit di Gaza hanya berfungsi sebagian.

Sementara itu, Dokter Lintas Batas (MSF) memperingatkan bahwa kelangkaan bahan bakar mengancam perawatan intensif dan operasi neonatal.

Peneliti kebijakan dan direktur lembaga kajian strategis Masarat, Hani Al-Masri, menyebut dua tahun terakhir perang sebagai “kerugian besar yang dibayar dengan darah dan nyawa rakyat Palestina”.

Baca juga: Senasib! Tak Tembus Gaza, Wanda Hamidah Pulang, Artis Malaysia Zizi Kirana Disandera Tentara Israel

Secara strategis, operasi Hamas pada 7 Oktober 2023 mengungkap ketangguhan pencegahan Israel, sebuah titik kritis yang menurut para analis berimplikasi pada posisi regional dan kohesi internal Israel.

Namun sebagai tanggapan, Israel justru mempercepat doktrin militer yang dapat menghapus perjuangan Palestina.

"Israel menduduki Gaza, meningkatkan laju perluasan permukiman di Tepi Barat, dan berupaya melaksanakan rencana aneksasi dan perluasan di Tepi Barat secara diam-diam, dengan mengumumkan beberapa kali niatnya untuk mencaplok dan memaksakan kedaulatan Israel atas Tepi Barat," ujar Al-Masri, dilansir The New Arab.

Perundingan untuk Akhiri Perang

Israel dan Hamas telah memulai pembicaraan tidak langsung di Mesir mengenai usulan gencatan senjata Amerika Serikat (AS).

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved