Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Kecaman Politikus Rusia pada Keputusan Trump Setop Dana WHO, Wakil Menlu: Keputusan yang Egois

Sejumlah pejabat pemerintahan Rusia mengecam keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang memangkas dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang wanita muda mengenakan masker, berjalan di Lapangan Merah. Katedral St. Basil. Moskow. Rabu (25/3/2020). Di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona COVID-19 yang mengunci sepertiga bagian dunia, (AFP/Alexander NEMENOV) 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pejabat pemerintahan Rusia mengecam keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang memangkas dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Keputusan ini diumumkan Trump pada konferensi persnya, Selasa lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Trump menilai WHO tidak tanggap dalam menanggulangi wabah Covid-19.

Bahkan tetap pada anggapannya, WHO adalah China-sentris, dengan menuduh badan kesehatan itu menutupi jumlah kasus Covid-19 sebenarnya di China.

Akibatnya, banyak kritik yang dilontarkan tokoh dunia, pemimpin negara, hingga organisasi PBB kepada presiden AS ini.

Baca: Kapan Ada Vaksin Covid-19? Lihat Upaya Peneliti Terkemuka Arab Saudi dan Rencana Uji Coba di Rusia

Baca: Putin Janjikan Dukungan Kuat Bagi Bisnis Rusia yang Merugi Akibat Corona

Mengutip Reuters, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, pada Rabu (15/4/2020) kemarin, menilai Trump sangat egois. 

Keputusannya tidak tepat dilakukan di tengah krisis kesehatan global ini dan melukai banyak negara.

"Ini adalah contoh dari pendekatan yang sangat egois oleh otoritas AS terhadap apa yang terjadi di dunia sehubungan dengan pandemi ini," ujar Ryabkov, dikutip Reuters dari media lokal.

"Pukulan terhadap organisasi ini pada saat mata masyarakat dunia melihat dengan tepat, ini adalah langkah yang layak dikutuk dan dicela," sambungnya.

Berdasarkan laporan The Moscow Times, Ryabkov meminta AS untuk berhenti menyerang WHO dan bahkan memutus aliran dana. 

Siaran pers Kremlin menunjukan, Presiden Vladimir Putin masih menjalanankan Windows XP pada komputernya.
Siaran pers Kremlin menunjukan, Presiden Vladimir Putin masih menjalanankan Windows XP pada komputernya. (DAILY MAIL)

Menurutnya, ini adalah aksi yang patut dikecam karena saat ini dunia tengah bergantung pada organisasi kesehatan tersebut.

"Ini merupakan pukulan bagi organisasi ini di saat masyarakat internasional bergantung padanya, dan ini adalah langkah yang pantas dikecam," katanya.

Sementara itu pusat pemerintahan Rusia, Kremlin, yang diwakili juru bicara mengatakan presiden sepenuhnya mendukung kinerja WHO.

"Para kepala G20, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, mendukung pekerjaan WHO dan menaruh harapan mereka pada pekerjaan WHO di masa depan untuk menganalisis pengalaman pandemi ini."

"Kami bekerja dari posisi ini," kata juru bicara, Dmitry Peskov, di depan awak pers.

Peskov mengatakan Putin bertekad untuk memperkuat koordinasi dengan WHO demi memerangi pandemi Covid-19.

Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova, menilai AS selalu menyalahkan apapun.

"Para politisi di negara ini (AS) selalu memiliki seseorang untuk disalahkan."

"Mereka menyalahkan China dan WHO atas pandemi, Rusia atas hilangnya (Hillary) Clinton dan Putin secara pribadi atas masalah pengobatan Amerika," kata Zakharova.

Sebenarnya keputusan Trump ini juga dikecam institusi kesehatan di Amerika Serikat.

"Memerangi pandemi global membutuhkan kerja sama internasional dan ketergantungan pada sains dan data."

"Memotong dana untuk WHO daripada berfokus pada solusi, adalah langkah berbahaya pada saat yang genting bagi dunia," kata American Medical Association (AMA) dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Hill

Tuduhan Trump dan Alokasi Dana AS pada WHO

WHO adalah badan PBB yang didirikan pada 1948 dan berkantor di Jenewa, Swiss.

Mengutip BBC, badan kesehatan ini bertanggung jawab pada kesehatan global atas 194 negara anggotanya.

Pendanaan badan ini berasal dari keanggotaan yang dikenal sebagai kontribusi yang dinilai dan dihitung berdasarkan kekayaan dan populasi serta kontribusi sukarela.

AS adalah penyandang dana tunggal terbesar WHO, negara ini berkontribusi USD 400 juta atau sekitar Rp 6 Triliun pada 2018-2019.

Sementara itu kontribusi China di tahun yang sama adalah hampir USD 76 juta atau sekitar Rp 1 Triliun untuk kontribusi yang dinilai, dan USD 10 juta atau Rp 156 Miliar untuk pendanaan sukarela.

Baca: Rupiah Hari Ini Kembali Menguat di Rp 15.707 per Dolar Amerika Serikat, Berikut Kurs di 5 Bank Besar

Baca: Presiden Trump Sebut Dirinya yang Berkuasa Cabut Lockdown di Amerika, Bukan Gubernur Negara Bagian

Ini merupakan hasil tinjauan dari situs resmi WHO sendiri.

Beralih ke Trump, dia menyangsikan sikap WHO akhir-akhir ini.

"Dengan pecahnya pandemi Covid-19, kami memiliki keprihatinan mendalam apakah kemurahan hati Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin," kata Presiden AS itu.

Donald Trump dan Xie Jinping sepakat bekerja sama perangi virus corona
Donald Trump dan Xie Jinping sepakat bekerja sama perangi virus corona (Wikimedia Commons)

Trump menuduh WHO gagal menangani wabah secara baik ketika pertama kali muncul di kota Wuhan.

"Seandainya WHO melaksanakan tugasnya dengan mengirim ahli ke China untuk meneliti situasi dan menyebut kurangnya transparansi China, wabah ini bisa tetap pada sumbernya dengan kematian yang sangat sedikit," ujarnya.

"Ini bisa menyelamatkan banyak nyawa dan terhindar dari kehancuran ekonomi. Sebaliknya WHO bersedia melihat nilai China dan membela tindakan pemerintahnya," imbuh dia.

Namun wartawan Gedung Putih menunjukkan Trump sendiri pernah memuji tanggapan China pada wabah pada Januari silam.

Setelah itu, Trump membatasi perjalanan ke China pada akhir Januari.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved