Asosiasi Dokter Jepang Prihatin Alat Test Kit Covid-19 Dijual Bebas

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ketua Asosiasi Dokter Jepang, Dr Yoshitake Yokokura sangat prihatin dengan penjualan alat tes kit Covid-19 secara bebas oleh Rakuten Jepang dengan harga 14.900 yen.

"Kami ingin menyatakan keprihatinan yang kuat bahwa alat tes tersebut berbahaya dan jangan terlalu mengandalkan tes tersebut," kata Dr Yoshitake Yokokura, Kamis (23/4/2020).

Mulai tanggal 20 April 2020 Rakuten telah menjual test kit PCR baru untuk coronavirus kepada perusahaan di beberapa perfektur seperti Tokyo dan Kanagawa.

"Apabila sampel tidak dikumpulkan dengan benar, hasil tes akan kehilangan kredibilitas dan jika seorang karyawan yang semula positif dengan hasil yang salah tiba di kantor, ada risiko infeksi akan menyebar di tempat kerja, dan sebagainya," lanjutnya.

Rakuten menanggapi hal itu, bahwa test kit "ditujukan untuk orang-orang yang cemas tentang gejala-gejala tertentu tetapi tidak melakukan diagnosa atau perawatan medis dalam arti apa pun."

Cara penggunaannya dengan mengisi formulir online, akan dikirimkan perkakas kelengkapannya, pengambilan darah, dimasukkan ke botol darah yang tersedia, dikirimkan ke lokasi yang dituju dan hasilnya akan disampaikan lewat internet (email) kepada perusahaan yang bersangkutan.

Baca: Duh, Oknum Perangkat Desa Ini Rudapaksa Seorang Janda Berkali-kali Dalam Semalam

Alat tes kit dijual kepada perusahaan bukan kepada pribadi dan hasilnya sekitar 3 hari kerja (tidak termasuk Sabtu dan Minggu serta hari libur) berupa laporan pengujian darah.

Tes kit hanya untuk usia 20 tahun ke atas dan bukan orang yang memiliki kemampuan pembekuan darah rendah.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com