Jumlah Kasus Corona di China Jauh Lebih Banyak dari Angka yang Dilaporkan Beijing?

TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan Hong Kong mengatakan China memiliki kasus virus corona empat kali lipat lebih banyak dibanding dengan yang dilaporkan.

Mengutip dari Asia News, gelombang pertama kasus virus corona pada Februari setidaknya 232.000, atau empat kali lipat dari angka resmi pemerintah.

Hingga Jumat (24/4/2020) ada 82 ribu indeksi di China.

Menurut para ilmuwan, otoritas kesehatan Tiongkok menggunakan defisini kasus yang sangat sempit pada awal krisis.

Komisi Kesehatan Nasional China mengeluarkan tujuh versi defisini kasus untuk Covid-19, berdasarkan persetujuan WHO, antara 15 Januari dan 3 Maret 2020.

Baca: Tuding Beijing Berbohong Soal Covid-19, Negara Bagian Missouri Ajukan Tuntutan Perdata ke China

Baca: Virus Corona Kembali Menyerang, China Isolasi 10 Juta Penduduk Kota Harbin

Lebih lanjut, dalam artikel yang diterbitkan di Lancet, para ilmuwan di Sekolah Kesehatan

Masyarakat Universitas Hong Kong mencatat, perubahan ini memiliki efek besar pada bagaimana kasus infeksi dapat dihitung.

Pada versi kelima, yang diterbitkan pada 5 Februari 2020 sebelum ditarik pada 17 Februari 2020.

Lonjakan kasus yang tiba-tiba terjadi setelah versi kelima ditarik.

Seandainya digunakan sejak awal, para peneliti mengatakan, jumlah kasus yang dicatat pada 20 Februari, di puncak pandemi, akan mencapai 232.000.

"Jika versi kelima dari definisi kasus telah diterapkan sepanjang wabah, dengan kapasitas pengujian yang cukup," ungkap penulis tersebut dikutip Tribunnews dari The Guardian.

"Kami memperkirakan pada 20 Februari 2020, akan ada 232.000 kasus yang dikonfirmasi di Tiongkong sebagai lawan dari 55.508 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan," kata penulis tersebut.

Baca: Corona Kembali Menyerang, China Lockdown 10 Juta Penduduk Kota Harbin

Baca: Jumlah Kasus Lampaui China, Bahan Dapur Ini Langsung Ludes Diborong Warga Amerika Di Tengah Pandemi!

Virus Corona Dihubungkan dengan Wuhan

Awalnya, pihak berwenang China menghubungkan wabah virus corona dengan epidemiologis Wuhan, China.

Lebih jauh, China sendiri dituduh oleh luar negeri berbohong tentang angka-angka yang terkait dengan pandemi.