Virus Corona
Nol Kematian dan Kasus Infeksi Baru Covid-19, Vietnam Mulai Akhiri Lockdown
Pada Kamis (24/4/2020) lalu, Vietnam mulai melonggarkan lockdown nasional karena tidak ada kematian akibat Covid-19 baru yang tercatat.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pada Kamis (24/4/2020) lalu, Vietnam mulai melonggarkan lockdown nasional karena tidak ada kematian akibat Covid-19 baru yang tercatat.
Padahal Vietnam merupakan satu diantara negara Asia yang diduga kuat berisiko tinggi dalam wabah Covid-19.
Sebelumnya, negeri komunis ini mengunci semua perbatasannya demi memutus rantai penyebaran corona.
Sejumlah upaya dilakukan pemerintah Vietnam dengan mengarantina warga, mengerahkan tentara dan polisi untuk melacak potensi infeksi, serta mendenda para penyebar hoaks di media sosial.
Setelah mengupayakan itu semua, kini negara berpenduduk 95 juta orang itu berhasil terhindar dari kematian akibat Covid-19.
Dikutip dari Los Angeles Times, sudah seminggu penuh tidak ada laporan kasus infeksi baru.
Baca: Vietnam Memasuki Hari ke-8 tanpa Laporan Kasus Infeksi Virus Corona
Baca: Di ILC, Anies Minta Indonesia Tiru Vietnam: Penderitaan yang Kita Semua Alami Jangan Diperpanjang
Meskipun dinilai efektif, tindakan Vietnam ini tidak mudah diaplikasikan.
Ketidaktolerannya terhadap perbedaan pendapat dan kemampuan memobilisasi seluruh aparat keamanan dan politik yang menjadi kunci keberhasilan negara ini.
Paham seperti itu dirasa kurang bisa dilakukan di negara liberal.
Kendati demikian, sejumlah ahli memperingatkan bahaya virus masih mengincar.

Mulai Kamis lalu, pemerintah Vietnam mengizinkan warga untuk melanjutkan pertemuan skala kecil.
Selain itu transportasi umum seperti bus, taksi, dan penerbangan domestik reguler dibuka kembali setelah tiga minggu ditangguhkan.
Di lain sisi, Perdana Menteri Vietnam mengingatkan sebagian besar wilayah di Asia Tenggara masih terkunci.
Semua orang diwajibkan memakai masker saat di luar, melarang pertemuan lebih dari 20 orang, sekolah ditutup, begitu juga penerbangan domestik dan internasional.
"Banyak bagian dunia masih terinfeksi, jadi risikonya belum berakhir untuk kita," kata Perdana Menteri, Nguyen Xuan Phuc, minggu ini.
Baca: Jumlah Kasus Corona di China Jauh Lebih Banyak dari Angka yang Dilaporkan Beijing?
Baca: Menlu AS: China Sudah Tahu Virus Corona pada November 2019
Sejak pemerintah memberlakukan kuncian nasional pada 1 April silam, Vietnam hanya melihat sedikit peningkatan dalam kasus infeksi corona.
Bahkan hingga kini jumlah totalnya hanya 268, 225 pulih, dan tidak ada korban jiwa.
Jumlahnya sangat rendah mengingat Vietnam berbatasan dengan China.
Vietnam juga merupakan satu diantara negara pertama di luar China tempat virus tersebut menyebar.
Negara ini juga tidak memiliki fasilitas medis yang cukup seperti halnya Korea Selatan yang berhasil melakukan tes masif dan pengawasan ketat seperti di Taiwan.
Hasilnya bahkan lebih menonjol ketika negara-negara Asia Tenggara lainnya masih berjuang.
Singapura yang kaya, yang pernah dianggap sebagai model, telah menyaksikan infeksi meroket di antara pekerja migran yang tinggal di asrama yang terlalu padat.

Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara, pada awalnya mengabaikan ancaman tersebut dan sekarang memiliki kematian Covid-19 terbanyak di Asia setelah China.
"Ini sangat menakjubkan," kata Huong Le Thu, seorang analis senior di Australian Strategic Policy Institute.
"Saya berhati-hati menyebut Vietnam kisah sukses. Masih terlalu dini untuk keluar dari hutan. Tetapi langkah-langkah tersebut sejauh ini cukup efektif," tambahnya.
Para ahli ini memuji sejumlah langkah awal Vietnam yang kini terbukti efektif.
Negara ini dengan cepat melarang hampir semua perjalanan asal Tiongkok, menutup sekolah sejak pertengahan Januari dimana belum terdeteksi infeksi, mengunci puluhan ribu warganya.
Terakhir mengerahkan alat Partai Komunis yang luas untuk melakukan langkah-langkah untuk melacak kontak pasien Covid-19.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)