Selasa, 26 Agustus 2025

Virus Corona

Penjaga Tiket Kereta Api Inggris Meninggal karena Covid-19 setelah Diludahi Pria dengan Virus Corona

Penjaga tiket kereta api di Stasiun Victoria, London Belly Mujinga (47) meninggal dengan virus corona, setelah diludahi pria mengaku memiliki Covid-19

Family Handout
Penjaga tiket kereta api di Stasiun Victoria, London Belly Mujinga (47) meninggal dengan virus corona, setelah diludahi pria yang mengaku memiliki Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Penjaga tiket kereta api di Stasiun Victoria, London Belly Mujinga (47) meninggal dengan virus corona, setelah diludahi pria yang mengaku memiliki Covid-19.

Setelah Mujinga diserang pada bulan Maret lalu, bersama dengan seorang rekan wanita, ia dikabarkan memiliki masalah pernapasan.

Beberapa hari setelah mereka diludahi, kedua wanita itu jatuh sakit dengan virus corona.

Dikutip Tribunnews dari BBC, Polisi Transportasi Inggris mengatakan, penyelidikan telah dilakukan untuk melacak pria yang meludahi pasangan itu.

Baca: Wali Kota London, Sadiq Khan Sebut Kembalinya Liga Inggris Terlalu Cepat

Baca: Jalani Isolasi selama Lockdown, Pria dari London Ini Menato Tubuhnya Sendiri Tiap Hari

Belly Mujinga (47)
Penjaga tiket kereta api di Stasiun Victoria, London Belly Mujinga (47) meninggal dengan virus corona, setelah diludahi pria yang mengaku memiliki Covid-19

Suami: Pria Itu Bertanya Kepadanya

Lebih lanjut, Mujinga berada di concourse stasiun Victoria pada 22 Maret 2020 saat didekati tersangka.

Secara terpisah, suaminya, Lusamba Gode Katalay mengatakan, pria itu bertanya kepada istrinya.

Katanya, apa yang Mujinga lakukan dan mengapa dia ada di sana.

"Dia mengatakan kepadanya bahwa dia sedang bekerja dan lelaki itu mengatakan dia terkena virus, lalu meludahinya," terang Katalay.

Dirawat dengan Ventilator

Lebih lanjut, Mujinga kemudian dirawat di Rumah Sakit Barnet pada 2 April 2020 dan memakai vetilator.

Tetapi, ransport Salaried Staffs Association (TSSA) mengatakan, Mujinga meninggal tiga hari kemudian.

Baca: PMI Bakal Salurkan Bantuan Ventilator dari Gesit Foundation

Baca: Jokowi Minta Alat Tes PCR hingga Ventilator Buatan Lokal Segera Diproduksi Secara Massal

Baca: Komisi VII Soroti Lambatnya Izin Produksi Ventilator Dalam Negeri

Perbuatan Tercela

Secara terpisah, Juru bicara Perdana Menteri Inggris menggambarkan serangan tersebut sebagai aksi tercela.

Lebih lanjut, Katalay mengatakan, dia memanggil istrinya menggunakan aplikasi video saat di rumah sakit.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan