Virus Corona
Ada 70 Kasus Infeksi Baru di Prancis setelah Seminggu Sekolah Dibuka
Ada 70 kasus infeksi hanya seminggu setelah sepertiga anak sekolah di Prancis masuk sekolah lagi.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Ada 70 kasus infeksi hanya seminggu setelah sepertiga anak sekolah di Prancis masuk sekolah lagi.
Sebanyak 70 kasus infeksi ini menimbulkan kecemasan bahwa semuanya berasal dari sekolah yang baru aktif kembali ini.
Minggu lalu, sejumlah sekolah jenjang sekolah dasar (SD) telah dibuka, sebagaimana dikutip dari NBC News.
Kemudian disusul dengan SMP yang baru masuk pada Senin lalu.
Sebenarnya, pembukaan sekolah melegakan bagi para orang tua.
Baca: Sirkuit Le Mans di Prancis juga Tertarik Menjadi Tuan Rumah MotoGP 2020
Baca: Kylian Mbappe Dinobatkan Sebagai Pencetak Gol Terbanyak Liga Prancis
Lantaran para orang tua merasa berat dengan adanya homeschooling sementara mereka disibukkan dengan pekerjaan.
Alih-alih menambah sekolah yang akan dibuka, pada Senin lalu, Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengklaim bahwa sekolah telah membahayakan anak-anak.

Menurutnya ada sejumlah anak-anak yang terancam tertular wabah corona di saat sekolah aktif kembali.
Dia mengatakan sekolah dengan kondisi terkontaminasi Covid-19 akan ditutup lagi secepatnya.
Media lokal Prancis melaporkan setidaknya ada tujuh sekolah di Prancis yang ditutup.
Situasi ini menggambarkan kondisi genting di pemerintahan yang sebenarnya ingin meyakinkan masyarakat untuk kembali hidup normal.
Pemerintah Prancis ingin masyarakat bisa hidup berdampingan dengan virus, jadi terus beraktivitas dengan menjaga kesehatan.
Sayangnya pandemi corona tidak bisa terhindarkan.
Meskipun angkanya jelas, Blanquer tidak merinci apakah 70 kasus Covid-19 itu ada di antara siswa atau guru.
Mengingat masa inkubasi virus sekitar selama dua pekan, Blanquer mengatakan orang-orang mungkin terinfeksi sebelum sekolah berlangsung.
Sebelumnya, pra-sekolah dan sekolah dasar yang diaktifkan pada minggu lalu melibatkan 40.000 siswa.
Kendati demikian, pihak sekolah membatasi satu kelas berisi 15 siswa demi melancarkan jarak sosial.

Blanquer menyebut ada sekitar 30 persen anak-anak di Prancis yang sudah kembali bersekolah.
Pemerintah telah mengizinkan orang tua untuk menjaga anak-anak di rumah.
Anak-anak sebenarnya dikhawatirkan bisa menderita Covid-19 asimptomatik.
Namun pekan lalu, Prancis mencatat korban jiwa Covid-19 pertama anak.
Menurut beberapa dokter, anak itu menderita penyakit Kawasaki yakni sebuah sindrom inflamasi misterius yang menurut beberapa dokter dapat dipicu oleh Covid-19.
Bocah 9 tahun di Marseille itu adalah satu dari 125 anak di Prancis yang menderita sindrom tersebut.
Baca: PM Johnson & Presiden Macron Sepakat, Pendatang dari Prancis ke Inggris Tak Perlu Dikarantina
Baca: Italia-Spanyol Izinkan Toko, Resto dan Hotel Beroperasi Lagi, Pelanggan Harus Pakai Masker
Sementara itu, pemerintah Prancis mencatat setidaknya 142.411 orang terinfeksi virus corona, dengan 28.108 kematian.
Di lain sisi, Jerman membuka sekolah secara bertahap terhitung sudah dua minggu ini.
Sampai saat ini belum ada infeksi dengan angka yang besar terkait pembukaan sekolah meskipun ada banyak kasus individu.
Contohnya di Spandau, Berlin sebuah sekolah dipaksa tutup karena seorang guru positif corona melakukan kontak dengan sejumlah murid dan guru.
Sementara itu, seorang guru dari sekolah lain juga dinyatakan positif corona dan untungnya tidak banyak berinteraksi dengan anak-anak.
Di negara bagian sekitar Brandenburg, dua taman kanak-kanak ditutup dan kelas lima di sekolah dasar dikarantina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)