Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Hadapi Pengadilan di Yerusalem atas Dugaan Korupsi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjalani pengadilan perdananya atas tuduhan korupsi di Yerusalem.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjalani pengadilan perdananya atas tuduhan korupsi di Yerusalem.
Dalam sejarah Israel, Netanyahu merupakan pemimpin pertama yang menghadapi persidangan.
Netanyahu dikabarkan membatah tuduhan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan yang dialamatkan padanya.
Dikutip Tribunnews dari BBC, Netanyahu tiba di Gedung Pengadilan untuk menjalani persidangan yang berlangsung singkat.
Dia mengklaim kasus-kasus yang dituduhkan padanya untuk menjatuhkan Netanyahu dengan berbagai cara yang memungkinkan.
Sebelumnya, Netanyahu kembali di lantik sebagai pemimpin negara itu satu pekan lalu.
Baca: Benjamin Netanyahu Ingin Tegakkan Kedaulatan Israel di Tepi Barat
Baca: Menteri Kesehatan Israel Positif Covid-19, PM Israel Benjamin Netanyahu Lagi-lagi Dikarantina

Apa yang Terjadi di Pengadilan?
Lebih lanjut, Netanyahu tiba di Pengadilan Distrik Yerusalem pada Minggu (24/5/2020).
"Saya di sini dengan punggung lurus dan kepala saya terangkat tinggi," ungkapnya kepada wartawan.
Di awal persidangan yang berlangsung selama satu jam, Netanyahu memberikan pernyataan.
"Saya membaca dan memahami dakwaan,"kata Netanyahu.
Media setempat mengatakan, Netanyahu berdiri dan terlihat memakai masker, dan menolak duduk di bangku terdakwa sampai para wartawan meninggalkan ruangan.
Apa yang Dituduhkan kepada Benjamin Netanyahu?
Netanyahu didakwa dalam tiga kasus, dikenal sebagai 1.000, 2.000, 4.000:
- Kasus 1.000
Penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
Netanyahu dituduh menerima hadiah.
Hadiah tersebut yakni cerutu dan botol sampanye dari perusahaan yang kuat dengan imbalan bantuan.
- Kasus 2.000
Penipuan dan pelangagran kepercayaan.
Netanyahu dituduh menawarkan untuk membantu meningkatkan sirkulasi surat kabar Israel Yediot Ahronot dengan imbalan liputan 'positif'.
Baca: RI Tegaskan Dukungan kepada Palestina, Tolak Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Baca: Afghanistan Bebaskan 2.000 Tahanan Taliban saat Idul Fitri
- Kasus 4.000
Penyuapan, penipuan, pelanggaran kepercayaan
Netanyahu dituduh mempromosikan keputusan soal pengaturan yang menguntungkan terkait pemegan saham di raksasa telekomunikasi Bazeq, Shaul ELovitch, dengan imbalan liputan 'positif' oleh situs berita Walla.
Sebagai catatan, Netanyahu membantah dengan keras semua tuduhan terhadapnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)