Jumat, 22 Agustus 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Demo Bela George Floyd di Yunani Rusuh, Demonstran Lempar Bom Molotov ke Arah Polisi

Kemudian di Athena, 3.000 orang membawa spanduk yang mengecam "rasialisme", "Amerika negara pembunuh", dan "imperialisme"

Ayhan Mehmet - Anadolu Agency
Demo Bela George Floyd: Para Pengunjuk Rasa dan Polisi Bentrok di Luar Kedutaan AS di Yunani 

TRIBUNNEWS.COM, ATHENA - Aksi demonstrasi menuntut kesetaraan ras bagi masyarakat Afrika-Amerika atau kulit hitam terus menyebar.

Aksi tersebut dilatar belakangi kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.

Baca: Ramai Kasus George Floyd, BTS Dukung #BlackLiveMatters: Kita Semua Punya Hak untuk Dihormati

Tidak hanya di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat saja terjadi gelombang aksi yang juga menuntut keadilan atas kematian George Floyd itu.

Demonstrasi ini ternyata meluas hingga ke daratan Eropa.

Selain di Inggris dan Jerman, aksi demonstrasi dengan tuntutan yang sama terjadi di Athena, Yunani.

Melansir Kompas.com, aksi demonstrasi di Yunani sempat ricuh.

Massa melemparkan bom molotov ke para polisi antihuru-hara.

Dilansir dari AFP Kamis (4/6/2020), polisi menanggapi tindakan demonstran dengan menembakkan gas air mata.

Aksi unjuk rasa menuntut keadilan atas kasus pembunuhan George Floyd merebak tidak hanya di Amerika Serikat (AS), tetapi juga di kota-kota negara lain termasik Stockholm (Swedia) dan Helsinki (Finlandia).

Kemudian di Athena, 3.000 orang membawa spanduk yang mengecam "rasialisme", "Amerika negara pembunuh", dan "imperialisme".

Kemudian sekelompok demonstran muda melemparkan bom molotov ke polisi antihuru-hara di dekat Kedutaan Besar AS di ibu kota Yunani, menurut keterangan fotografer AFP di lokasi.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Beberapa kelompok pengunjuk rasa juga membakar sejumlah tempat sampah.

Kemudian di Helsinki, ibu kota Finlandia, pada Rabu (3/6/2020) sekitar 3.000 orang meneriakkan "Black Lives Matter" dan memegang papan bertuliskan "Aku tidak bisa bernapas".

"Bahkan di sini di Finlandia, ada rasialisme di mana-mana, di bar, kelab malam, pusat perbelanjaan, di mana-mana," ujar seorang demonstran bernama Omar dari Gambia dan telah menetap di Finlandia selama 16 tahun.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan