Selasa, 2 September 2025

Korea Selatan Berusaha Membatalkan Aplikasi Jepang ke UNESCO

Pihak Korea menganggap masalah pekerja Korea di saat Perang Dunia II di Gunkanjima belum dijelaskan secara rinci oleh pihak Jepang.

Editor: Dewi Agustina
Wikipedia
Pulau Hashima atau Gunkanjima yang masih dipermasalahkan pihak Korea, sedang diajukan sebagai warisan budaya dunia oleh Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pihak Korea Selatan berusaha membatalkan aplikasi Jepang ke UNESCO mengenai warisan budaya dunia di 23 aset yang ada di Jepang termasuk Tambang Batubara Hashima di Kota Nagasaki, yang umumnya dikenal sebagai Gunkanjima.

"Kita telah dengan tulus menerima resolusi Komite Warisan Dunia dan mengimplementasikannya dengan itikad baik," ungkap Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, Senin (22/6/2020).

Menurutnya, resolusi dan rekomendasi dengan tulus telah diterapkan termasuk langkah-langkah yang dijanjikan kepada pihak yang terkait.

"Kami ingin menahan diri mengomentari pers Korea. Berbagai langkah yang terinci dan benar sesuai permintaan UNESCO telah kami lakukan," tambah Suga.

Menurut pemberitaan pers Korea, pihak Korea Selatan akhir bulan ini akan mengirim surat keberatan ke pihak UNESCO yang meminta pembatalan pendaftaran dari pihak Jepang khususnya Gunkanjima.

Pulau Hashima atau Gunkanjima yang masih dipermasalahkan pihak Korea, sedang diajukan sebagai warisan budaya dunia oleh Jepang.
Pulau Hashima atau Gunkanjima yang masih dipermasalahkan pihak Korea, sedang diajukan sebagai warisan budaya dunia oleh Jepang. (Wikipedia)

Pihak Korea menganggap masalah pekerja Korea di saat Perang Dunia II di Gunkanjima belum dijelaskan secara rinci oleh pihak Jepang.

Pulau Hashima umumnya disebut Gunkanjima atau Pulau Kapal Perang adalah salah satu dari 505 pulau tak berpenghuni di Prefektur Nagasaki, sekitar 15 kilometer dari Kota Nagasaki.

Pulau ini berpenghuni antara tahun 1887 hingga 1974 sebagai fasilitas penambangan batu bara.

Baca: Tingkatkan Penjualan, Asosiasi Nelayan Jepang Bagi-bagi 400 Kilogram Ikan Gratis

Pada tahun 1890 perusahaan Mitsubishi membeli pulau tersebut dan memulai proyek untuk mendapatkan batu bara dari dasar laut di sekitar pulau tersebut.

Pada tahun 1916 mereka membangun beton besar yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin topan.

Jumlah penduduk pulau ini membengkak pada tahun 1959.

Pulau Hashima (Gunkanjima) di Nagasaki, tempat industrial zaman  Meiji.
Pulau Hashima (Gunkanjima) di Nagasaki, tempat industrial zaman Meiji. (Mainichi)

Kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektar untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektar untuk daerah pusat pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia.

Ketika minyak bumi menggantikan batubara tahun 1960, tambang batu bara mulai ditutup, tidak terkecuali di Gunkan Jima.

Baca: Kemunculan Polisi Masker Menimbulkan Ketegangan di Kalangan Masyarakat Jepang

Pada tahun 1974, Mitsubishi, banyak mempekerjakan orang Korea saat Perang Dunia II, secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan akhirnya mengosongkan pulau tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan