Selasa, 2 September 2025

Virus Corona

Para Ilmuwan Peringatkan Potensi Gelombang Kerusakan Otak Terkait Covid-19

Para Ilmuwan Peringatkan Potensi Gelombang Kerusakan Otak Terkait Covid-19

kompas.com
Ilustrasi virus corona - Para Ilmuwan Peringatkan Potensi Gelombang Kerusakan Otak Terkait Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan memperingatkan tentang kemungkinan gelombang kerusakan otak terkait virus corona, pada hari Rabu (8/7/2020).

Peringatan ini dikeluarkan ketika bukti baru menunjukkan Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi neurologis yang parah.

Komplikasi itu termasuk peradangan, psikosis, dan delirium.

Sebuah studi yang dikerjakan para peneliti di University College London (UCL) menggambarkan, 43 kasus pasien Covid-19 menderita disfungsi otak sementara, stroke, kerusakan saraf atau efek otak serius lainnya.

Baca: 239 Ilmuwan Dunia Klaim Virus Corona Bisa Terbang Lebih dari 2 Meter di Udara

Baca: Didesak 239 Ilmuwan, WHO Sebut Akan Tinjau Bukti Transmisi Virus Corona Lewat Udara

Dikutip Tribunnews dari Channel News Asia, penelitian ini menambah studi terbaru yang juga menemukan penyakit ini dapat merusak otak.

ilustrasi virus corona - Para Ilmuwan Peringatkan Potensi Gelombang Kerusakan Otak Terkait Covid-19
ilustrasi virus corona - Para Ilmuwan Peringatkan Potensi Gelombang Kerusakan Otak Terkait Covid-19 (Freepik)

"Apakah kita akan melihat Covid-19 menyebabkan kerusakan otak?" kata Michael Zandi, dari UCL's Institute Neurologi, yang ikut memimpin penelitian.

"Mungkin mirip dengan wabah ensefalitis lethargica pada 1920-an dan 1930-an, setelah pandemi influenza 1918,  masih harus diamati lebih lanjut," tambahnya.

Dampak Covid-19 pada Otak Disebut Sangat Memprihatinkan

Ahli saraf dan dokter spesialis otak mengatakan, bukti yang muncul tentang dampak Covid-19 pada otak sangat memprihatinkan.

"Kekhawatiran saya, kita memiliki jutaan orang dengan Covid-19 sekarang," papar Adrian Owen, ahli saraf di University Canada West.

"Jika dalam waktu setahun kita memiliki 10 juta orang yang pulih, dan orang-orang itu memiliki defisit kognitif, maka itu akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari, " tambahnya.

Lebih jauh, dalam studi UCL, yang diterbitkan dalam jurnal Brain, sembilan pasien yang mengalami peradangan otak didiagnosis dengan kondisi langka yang disebut akut.

Kondisi ini disebarluaskan ensefalomielitis (ADEM) yang lebih sering terlihat pada anak-anak dan dapat dipicu oleh infeksi virus.

Baca: Kasus Baru Corona Tembus 1.000 dalam 2 Hari Terakhir, Kata Jubir Achmad Yurianto hingga Para Ahli

Baca: Gejala Baru Corona Masih Terus Dipelajari Para Ahli, Seperti Lelah Berlebihan hingga Masalah Kulit

Tim mengatakan, biasanya akan melihat sekitar satu pasien dewasa dengan ADEM per bulan di klinik spesialis mereka di London.

Namun, jumlah pasien dilaporkan telah meningkat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan