Rabu, 3 September 2025

Virus Corona

AS, Kanada, dan Inggris Tuduh Rusia Meretas Data Percobaan Vaksin Covid-19

Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menuduh Rusia meretas data vaksin Covid-19, Kamis (16/7/2020).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Fresh Daily
Ilustrasi vaksin virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menuduh Rusia meretas data vaksin Covid-19, Kamis (16/7/2020).

National Cybersecurity Centre Inggris menyakini bahwa peretas itu merupakan bagian dari intelijen Rusia.

Badan-badan intelijen di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada mengatakan kelompok peretas itu bernama APT29 atau biasa dikenal Cozy Bear, dikutip dari Associated Press.

Kelompok ini menyerang lembaga penelitian akademik dan farmasi yang terlibat dengan pengembangan vaksin Covid-19.

Baca: Ketegangan AS-China di Laut China Selatan Kian Meningkat, Bagaimana Indonesia Harus Bersikap?

Baca: Terimbas Lonjakan Kasus Covid-19 di AS, American Airlines Siap-siap PHK 25 Ribu Karyawan

India tengah mengembangkan Covaxin, vaksin untuk virus corona.
India tengah mengembangkan Covaxin, vaksin untuk virus corona. (BBC)

Namun ketiga negara itu tidak menyebutkan secara spesifik perusahaan apa yang ditargetkan para peretas tersebut.

Kelompok ini juga diketahui pernah meretas akun email Demokrat selama Pemilu AS 2016.

Belum jelas informasi apa saja yang telah dicuri itu.

"Ini benar-benar tidak dapat diterima bahwa Dinas Intelijen Rusia menargetkan orang-orang yang bekerja untuk memerangi pandemi Covid-19," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab.

Dia menuduh Moskow mengejar kepentingan diri sendiri dengan cara yang sembrono.

"Sementara yang lain mengejar kepentingan egois mereka dengan perilaku sembrono, Inggris dan sekutunya bekerja keras untuk menemukan vaksin dan melindungi kesehatan global," ujar Raab.

Sementara itu sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany mengaku akan memastikan keamanan data-data itu.

"Kami bekerja keras dengan sekutu kami untuk memastikan langkah-langkah untuk menjaga informasi itu aman dan kami terus melakukannya," ujar McEnany.

Sejatinya ini bukan kali pertama pemerintah Barat menuduh pencurian data corona oleh negara asing.

Pada Kamis lalu, pemerintah AS menuduh China melakukan tindakan serupa.

Namun tuduhan untuk Rusia kali ini menyertakan detail nama kelompok dan perangkat lunak digunakan untuk meretas.

Ilustrasi vaksin virus corona.
Ilustrasi vaksin virus corona. (Fresh Daily)

Baca: Bantu Pelanggan Jaga Jarak Sosial, Pemilik Bar di Inggris Ini Pasang Pagar Listrik

Baca: Justin Trudeau Klaim Penanganan Covid-19 Kanada Lebih Baik daripada Amerika Serikat

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan