Rabu, 20 Agustus 2025

Ledakan di Beirut

Ledakan di Beirut Lebanon, Ada Warga Tak Percaya Masih Hidup hingga Mantan Menteri Mengira Gempa

Pihak berwenang Lebanon mengatakan sedikitnya 78 orang tewas dan sekitar 4.000 lainnya luka-luka dalam ledakan besar di pelabuhan di ibu kota, Beirut.

STR / AFP
Tubuh seorang korban terletak di tempat ledakan di pelabuhan di Beirut pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang gedung-gedung dan mengirimkan asap besar mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. 

"Aku nyaris lolos dari ini; aku meninggalkan keluargaku dan melompat ke rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa."

"Kami berada dalam situasi yang sangat buruk secara ekonomi, (ada kekurangan) pasokan medis, kekurangan segalanya, kami berhasil mengatasinya, tetapi kehancurannya tidak bisa dijelaskan," ujar Khalifeh.

Baca: Kemenlu RI Sebut Ada Satu WNI Jadi Korban Luka dalam Ledakan di Beirut, Lebanon: Kondisi Stabil

Sementara itu dilansir Al-Jazeera, ledakan tersebut juga menyebabkan kerusakan luas, bahkan di pinggiran ibu kota.

Penyebab ledakan sampai saat inipun belum diketahui secara pasti.

Para pejabat menghubungkan ledakan itu dengan adanya sekitar 2.700 ton amonium nitrat yang disita dan disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.

Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi negara itu setelah ledakan terjadi.

Para pejabat juga mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat.

Baca: Presiden Lebanon Sebut Dugaan Sumber Ledakan Dashyat yang Guncang Beirut

Tampak sejumlah petugas penyelamat berjibaku menggali puing-puing untuk menyelamatkan orang dan mengangkat para korban.

Presiden Michel Aoun menyerukan pertemuan kabinet darurat pada Rabu (5/8/2020) dan mengatakan keadaan darurat.

Trump Sebut Hal Itu 'Serangan'

WASHINGTON, DC - JULI 07: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan siswa, guru, dan administrator tentang cara membuka kembali sekolah dengan aman selama pandemi coronavirus baru di Ruang Timur di Gedung Putih pada 07 Juli 2020 di Washington, DC. Keponakan Trump menulis buku yang mengurai bahwa Trump sudah terbiasa berbuat curang sepanjang hidupnya.
WASHINGTON, DC - JULI 07: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan siswa, guru, dan administrator tentang cara membuka kembali sekolah dengan aman selama pandemi coronavirus baru di Ruang Timur di Gedung Putih pada 07 Juli 2020 di Washington, DC. Keponakan Trump menulis buku yang mengurai bahwa Trump sudah terbiasa berbuat curang sepanjang hidupnya. (Chip Somodevilla / Getty Images / AFP)
Berbeda dengan perkataan dari pihak pemerintah Lebanon, Donald Trump menyebut ledakan di Beirut tampak seperti serangan mengerikan.

Dilansir Business Insider, Presiden Amerika Serikat (AS) itupun bersimpati kepada orang-orang Lebanon.

Ketika ditanya oleh seorang reporter untuk mengklarifikasi komentarnya, Presiden mengatakan penasihat militernya "sepertinya merasa" insiden itu adalah serangan berdasarkan jenis ledakan.

"Saya telah bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa begitu," kata Trump.

Baca: Donald Trump Sebut Ledakan Maut di Beirut Lebanon adalah Serangan: Itu Semacam Bom

"Ini bukan semacam jenis ledakan manufaktur... Mereka akan tahu lebih baik daripada aku, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan - itu semacam bom, ya," tandasnya.

Tidak hanya Donald Trump yang bereaksi pemimpin dunia lainnya pun juga memberikan simpatinya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan