Virus Corona
Jalur Gaza Lockdown setelah Ditemukan Kluster Baru Covid-19
Lockdown penuh diberlakukan di Jalur Gaza yang terkepung pasca-pihak berwenang mengonfirmasi ada penyebaran kasus virus corona di klaster baru.
Isolasi Wajib 21 Hari
Sejak Maret, Hamas, kelompok yang mengatur Jalur Gaza, telah memberlakukan isolasi wajib selama 21 hari di pusat karantina yang ditunjuk untuk semua orang yang kembali melalui Israel dan Mesir.
Pihak berwenang telah mendeteksi 109 kasus di fasilitas karantina sejak Maret 202 dan 72 orang dinyatakan telah pulih.
Satu-satunya kematian di Gaza adalah seorang wanita yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Baca: Utusan Qatar Tiba di Jalur Gaza Bawa Uang Tunai 30 Juta Dolar AS
Baca: Konflik Israel-Hamas: Pesawat Tempur Israel Lakukan Lebih Banyak Serangan di Gaza
Kedua negara telah memberlakukan pembatasan pergerakan, dengan alasan masalah keamanan atas Hamas, yang dianggap sebagai organisasi "teroris" oleh Israel dan Amerika Serikat.
Akibatnya, sebagian besar warga Gaza memiliki sedikit akses ke dunia luar selama bertahun-tahun karena blokade Israel, yang banyak dibandingkan dengan penguncian permanen.
Dr Ayadil Saparbekov, kepala tim darurat kesehatan lokal Organisasi Kesehatan Dunia pun mengkritisi sistem kesehatan di wilayah tersebut.
"Tantangan sistem kesehatan yagn ada merupakan masalah yang menjadi perhatian kami," ungkapnya.
"Kami telah memperkuat dukungan kami dengan menyediakan alat kesehatan dan alat pelindung diri serta alat uji laboratorium," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)