Virus Corona
Cerita Lockdown di Xinjiang: Warga Dikurung, Dipaksa Minum Obat Tradisional China, dan Didesinfeksi
Warga Xinjiang dikabarkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan akibat lockdown untuk menanggulangi Covid-19 di China.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Warga Xinjiang dikabarkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan akibat lockdown untuk menanggulangi Covid-19 di China.
Dikutip dari Daily Mail, muncul laporan bahwa orang-orang di Xinjiang ditahan hingga dipaksa minum obat tradisional China.
Pemeritah setempat diduga menggunakan tindakan keras untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Otoritas mengunci penduduk di dalam rumah dan menerapkan karantina yang lebih lama bagi warga yang tak patuh.
Bahkan beberapa warga mengaku dipaksa mengonsumsi obat tradisional China.
Padahal pemaksaan seperti itu dinilai ahli sebagai pelanggaran etika medis.
Baca: Sosok Dilraba Dilmurat, Artis Tiongkok Keturunan Suku Muslim Uighur yang Buat Atlet Dunia Terpesona
Baca: Semakin Meningkat, China Laporkan 68 Kasus Baru, Termasuk Dua di Beijing dan 57 di Xinjiang

Seorang wanita Uighur mengatakan dia dijebloskan ke dalam sel bersama puluhan wanita ketika puncak-puncaknya wabah.
Dia mengklaim penjaga memaksanya minum obat yang berefek mual dan lemas.
Dia juga mengaku diminta telanjang sekali dalam seminggu dan menutupi wajah saat disemprot disinfektan.
"Itu mendidih," ujar wanita ini dengan syarat anonim karena takut dengan otoritas.
"Tangan saya rusak, kulit saya mengelupas," tambahnya.
Wanita Uighur ini dibebaskan dan dikunci di dalam rumahnya setelah sebulan ditahan, meskipun tes rutin menunjukkan dia bebas dari Covid-19.
Dia mengklaim bahwa para penjaga memaksanya untuk minum obat tradisional dalam botol putih tanpa tanda sekali sehari.
Mereka mengancam akan menahannya bila tidak patuh.

Otoritas lokal mengatakan langkah-langkah tersebut dilakukan demi kesejahteraan penduduk.