Virus Corona
Virus Corona: Uji Awal Vaksin Rusia Tunjukkan Respons Imun
Ilmuwan Rusia menerbitkan laporan pertama mereka mengenai uji awal vaksin virus corona, uji awal tunjukkan kekebalan imun.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
Mereka dipantau selama 42 hari dan semuanya mengembangkan antibodi dalam tiga minggu.
Di antara efek samping yang paling umum adalah sakit kepala dan nyeri sendi.
Baca: Relawan Uji Vaksin Covid-19 Bukan Kelinci Percobaan
Baca: WHO: Nasionalisme Vaksin Menghambat Penghentian Penyebaran Covid-19
Uji coba itu open label dan tidak acak, yang berarti tidak ada plasebo dan sukarelawan sadar bahwa mereka menerima vaksin.
"Uji coba jangka panjang yang besar termasuk perbandingan plasebo, dan pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan keamanan jangka panjang dan efektivitas vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19," kata laporan itu.
Uji Coba Fase Ketiga Libatkan 40.000 Sukarelawan
Makalah tersebut menerangkan, uji coba fase ketiga akan melibatkan 40.000 sukarelawan dari "kelompok usia dan risiko yang berbeda,"
Vaksin Rusia menggunakan jenis adenovirus yang telah disesuaikan, virus yang biasanya menyebabkan flu biasa, untuk memicu respons kekebalan.
Baca: Studi Vaksin Covid-19 Fase 3 di AS Libatkan 30 Ribu Sukarelawan, Ini Prosesnya
Apa Reaksinya?
Kirill Dmitriev, Kepala Dana Investasi Rusia berada di balik vaksin itu.
Dmitriev mengatakan selama konferensi pers bahwa laporan itu merupakan "tanggapan yang kuat terhadap para skeptis yang secara tidak masuk akal mengkritik vaksin Rusia".
Dia menambahkan, 3.000 orang telah direkrut untuk uji coba fase berikutnya.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan negara itu akan memulai vaksinasi mulai November atau Desember, dengan fokus pada kelompok berisiko tinggi.
Baca: Sukarelawan Banjir di Kumamoto Jepang Diprediksi Meningkatkan Risiko Terinfeksi Covid-19

Tetapi para ahli memperingatkan bahwa jalan masih panjang sampai vaksin bisa masuk ke pasar.
Brendan Wen, Profesor Patogenesis Mikroba di London's School of Hygiene and Tropical Medicine, buka suara kepada kantor berita Reuters.
"Laporan tersebut merupakah kasus 'sejauh ini, sangat baik'," kata Wen.
Untuk diketahui, berdasarkan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 176 vaksin potensial yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.
Dari jumlah tersebut, 34 saat ini sedang diuji pada manusia.
Di antara mereka, delapan berada di tahap tiga, yang paling maju.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)