Rabu, 27 Agustus 2025

Warga Palestina Berunjuk Rasa Menentang Normalisasi Hubungan Bahrain-Israel

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan duta besar Palestina untuk Bahrain dipanggil kembali untuk konsultasi.

SAID KHATIB / AFP
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, GAZA--Gelombang protes warga Palestina atas normalisasi hubungan Bahrain dan Uni Emirat Arab dengan Isreal terus terjadi di Gaza.

Reuters melaporkan, warga Palestina di Gaza membakar gambar para pemimpin Israel, Amerika Serikat (AS), Bahrain dan Uni Emirat Arab pada Sabtu (12/9/2020) waktu setempat sebagai protes atas langkah kedua negara Teluk menormalkan hubungan dengan Israel.

Bahrain pada Jumat (11/9/2020) bergabung dengan UEA dalam menormalkan hubungan dengan Israel.

Aksi unjuk rasa di Gaza, diselenggarakan oleh kelompok Hamas.

"Kita harus melawan virus normalisasi dan memblokir semua jalannya sebelum berhasil, untuk mencegahnya menyebar," kata pejabat Hamas Maher al-Holy, seperti dilansir Reuters, Minggu (13/9/2020).

Baca: Raja Salman: Arab Saudi Ingin Solusi yang Adil dan Permanen untuk Palestina

Para demonstran membakar foto-foto Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa dan Putra Mahkota Abu Dhabi UEA Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nayhan.

Sementara Amerika Serikat, Israel, UEA dan Bahrain memuji langkah diplomatik sebagai langkah besar menuju perdamaian dan stabilitas Timur Tengah, tapi Palestina melihatnya sebagai pengkhianatan.

Palestina takut melemahnya posisi kelompok Arab lama yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan dan penerimaan negara Palestina sebagai imbalan untuk hubungan normal dengan negara-negara Arab.

Baca: Pria Gaza Sebut Jakarta Seperti Surga, Baim Wong Terkejut Dengar Fakta Mengejutkan soal Palestina

Di Tepi Barat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, Saeb Erekat, mengatakan dorongan diplomatik tidak akan mencapai perdamaian jika konflik Israel-Palestina selama puluhan tahun tidak diselesaikan terlebih dahulu.

"Perjanjian Bahrain, Israel, Amerika untuk menormalkan hubungan sekarang menjadi bagian dari paket yang lebih besar di kawasan ini, ini bukan tentang perdamaian, ini bukan tentang hubungan antar negara. Kami menyaksikan aliansi, aliansi militer yang dibuat di wilayah itu," kata Erekat kepada Reuters.

Sementara itu Iran mengatakan langkah Bahrain itu mengancam keamanan regional, TV Iran melaporkan.

Sebulan yang lalu, UEA setuju untuk menormalkan hubungan dengan Israel di bawah kesepakatan yang diperantarai AS yang dijadwalkan akan ditandatangani pada upacara Gedung Putih pada Selasa (15/9/2020) yang diselenggarakan oleh Trump.

Baca: Bahrain: Tak Ada Normalisasi dengan Israel Sebelum Palestina Merdeka

Upacara ini akan dihadiri oleh Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.

Pernyataan bersama itu mengatakan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani akan bergabung dengan upacara itu dan menandatangani "Deklarasi Perdamaian bersejarah" dengan Netanyahu.

Netanyahu mengatakan keputusan Bahrain menandai "era baru perdamaian."

"Selama bertahun-tahun, kami berinvestasi dalam perdamaian, dan sekarang perdamaian akan berinvestasi dalam diri kami, akan membawa investasi yang benar-benar besar dalam ekonomi Israel," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri UEA, Hend al-Otaiba mengucapkan selamat kepada Bahrain dan Israel.

Ia mengatakan itu menandai "pencapaian penting dan bersejarah lainnya yang akan berkontribusi besar bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan."

Bahrain yang merupakan sebuah negara pulau kecil, rumah bagi markas regional Angkatan Laut AS.

Bahrain menjadi negara Arab keempat yang mencapai kesepakatan tersebut dengan Israel, yang bertukar kedutaan dengan Mesir dan Yordania beberapa dekade lalu.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas nama kepemimpinan Palestina mengutuk perjanjian itu sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina.

"Kepemimpinan Palestina menolak langkah yang diambil oleh Kerajaan Bahrain dan menyerukan untuk segera mundur," kata pernyataan itu.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan duta besar Palestina untuk Bahrain dipanggil kembali untuk konsultasi.

Di Gaza, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan keputusan Bahrain untuk menormalkan hubungan dengan Israel "merupakan bahaya besar bagi perjuangan Palestina, dan mendukung pendudukan."

Hossein Amir-Abdollahian, penasihat khusus urusan internasional untuk ketua parlemen Iran, menyebut keputusan Bahrain sebagai pengkhianatan besar terhadap tujuan Islam dan Palestina.

"Para pemimpin yang tidak bijaksana di UEA, Bahrain tidak boleh membuka jalan bagi skema Zionis," cuit pejabat itu.

Oman Sambut Baik Normalisasi Bahrain-Israel

Oman menyambut baik keputusan Bahrain untuk menormalkan hubungan dengan Israel dan berharap itu akan berkontribusi pada perdamaian Israel-Palestina, media pemerintah Oman mengatakan pada Minggu (13/9/2020) waktu setempat.

"Oman berharap jalur strategis baru yang diambil oleh beberapa negara Arab ini akan berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian, berakhirnya pendudukan Israel atas tanah Palestina dan membangun negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota," kata pernyataan pemerintah.

Menteri intelijen Israel mengatakan beberapa hari setelah kesepakatan UEA-Israel diumumkan pada 13 Agustus lalu, Oman juga dapat meresmikan hubungan dengan negara itu.

Oman telah menyambut keputusan UEA dan Bahrain, tetapi belum berkomentar tentang apakah juga akan menormalisasi hubungan dengan Israel.

Pada tahun 2018 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Oman dan membahas inisiatif perdamaian di Timur Tengah dengan pemimpin Oman saat itu Sultan Qaboos.

Di wilayah yang bergejolak, Oman telah mempertahankan netralitasnya. Ini telah menjaga hubungan persahabatan dengan berbagai aktor regional, termasuk musuh bebuyutan Amerika Serikat dan Iran.(Reuters/AP)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan