Bocah 12 Tahun di India Terkubur di Tempat Pembuangan Sampah Setinggi 30 Meter saat Memulung
Tim penyelamat di India tengah mencari bocah 12 tahun yang terkubur di antara sampah di tempat pembuangan sampah terbesar di negara itu.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Sri Juliati
Dia mengatakan sudah mengerahkan enam alat berat, namun pencarian terhalang cuaca hujan.
"Beberapa jam setelah dia dikubur, ada hujan yang menyebabkan lebih banyak sampah jatuh dari atas," kata Bhatt kepada AFP.
Baca: Maskapai India Berencana Akan Buka Penerbangan Wisata, Solusi Liburan saat Pandemi Covid-19
Sebenarnya tidak hanya Neha yang Sabtu itu sedang mengais sampah di sana.
Ada seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun yang juga sedang memilah sampah bersamanya.
Bocah itu berhasil diselamatkan pasca gunung sampah ambruk.
Hampir 3.500 ton sampah dari kota Ahmedabad dibuang di lokasi tersebut setiap hari.
Bahkan tempat pembuangan sampah ini disebut Gunung Pirana oleh penduduk sekitar karena tingginya.
Tempat pembuangan sampah ini merupakan rumah dan sumber penghasilan bagi ratusan keluarga miskin di sekitarnya.
"Kami mendapatkan roti kami dengan menjual sisa-sisa yang kami kumpulkan dari tempat pembuangan sampah," kata Mahesh, seorang tukang rotan, kepada AFP.
"Kami beruntung jika kami dijemput oleh beberapa kontraktor untuk pekerjaan buruh.
"Jika tidak, satu-satunya pilihan yang kami miliki adalah menjual barang bekas," tambah pria berusia 30 tahun itu, yang bekerja tanpa alat pelindung.
Otoritas Ahmedabad berjanji akan membongkar tempat pembuangan sampah itu pada Agustus 2022.

Baca: Suami di India Belah Perut Istri yang Hamil 4 Bulan, Ingin Lihat Jenis Kelamin
Baca: Perempuan India Dibunuh Suami yang Menikahinya 2 Bulan Lalu, Gegara Enggan Diajak Pindah Keyakinan
Pihaknya berencana akan membuang 300 ton sampah dari sana setiap hari dan menggunakan benda berharga yang tersisa untuk membangun jalan raya, bahan bakar, dan lainnya.
Menurut UNICEF, lebih dari 41 juta anak berusia di bawah 12 tahun dipaksa bekerja di Asia Selatan.
Lockdown akibat wabah Covid-19 diperkirakan semakin menambah jumlah anak yang bekerja, menurut ahli.