Atasi Isu Nuklir, AS Perpanjang Perjanjian New START dengan Rusia
Rusia dan AS telah bertukar catatan tentang penyelesaian prosedur internal yang diperlukan untuk memperpanjang New START pada hari Rabu kemarin.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Pertahanan (Pentagon) Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa perpanjangan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) dengan Rusia merupakan awal dari upaya untuk mengatasi masalah nuklir dan strategis.
Rusia dan AS telah bertukar catatan tentang penyelesaian prosedur internal yang diperlukan untuk memperpanjang New START pada hari Rabu kemarin.
Perjanjian tersebut diperpanjang tanpa ada perubahan dan penambahan selama lima tahun, dan berlaku hingga 5 Februari 2026.
"Presiden (Joe Biden) telah menjelaskan bahwa perpanjangan New START adalah awal dari upaya untuk mengatasi masalah stabilitas nuklir dan strategis," kata Juru bicara Pentagon, John Kirby dalam laporannya.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (4/2/2021), menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, perpanjangan tersebut akan menjadi jaminan bahwa AS memiliki 'batas yang dapat diverifikasi' pada persenjataan nuklir Rusia.
Baca juga: Iran Tolak Pembicaraan atau Pihak Baru dalam Kesepakatan Nuklir
"Memperpanjang Perjanjian New START, memastikan kami memiliki batasan yang dapat diverifikasi pada ICBM Rusia, SLBM, dan pembom berat hingga 5 Februari 2026," kata pernyataan itu.
NATO pun menyambut baik perpanjangan tersebut dan mengatakan bahwa sekutu melihat perpanjangan perjanjian ini sebagai awal, bukan akhir dari upaya untuk mengatasi ancaman nuklir dan tantangan baru yang muncul untuk stabilitas strategis.
Rusia berharap perpanjangan New START ini akan membantu mengatasi tren penghancuran mekanisme kontrol senjata.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia menegaskan bahwa negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu siap bekerja sama dengan AS untuk memperkuat stabilitas strategis global.
"Kami berharap pemahaman yang dicapai dengan AS mengenai masa depan New START menjadi landasan keamanan internasional, dan memungkinkan untuk meninggalkan tren pembongkaran kontrol senjata serta mekanisme nonproliferasi yang begitu lazim dalam beberapa tahun terakhir karena kebijakan AS yang merusak," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Menurut Kemlu Rusia, upaya signifikan tentunya diperlukan untuk mengembalikan dialog antara kedua negara di bidang ini.
Sehingga bisa kembali ke jalur yang lebih stabil dan mencapai hasil substansial baru yang akan memperkuat keamanan nasional dan stabilitas strategis global.
New START telah berlaku sejak 2011 dan akan berakhir pada 5 Februari 2021, sebelum kesepakatan masa perpanjangan.
Perjanjian ini merupakan satu-satunya perjanjian yang mengikat secara hukum tentang kontrol senjata antara kedua negara yang memiliki cadangan nuklir terbesar di dunia.