Kamis, 28 Agustus 2025

Krisis Myanmar

Puluhan Ribu Masyarakat Myanmar Turun ke Jalan Protes Kudeta Militer di Hari Kedua

Puluhan ribu masyarakat Myanmar berbaris turun ke jalan untuk memprotes kudeta militer di hari kedua di kota terbesar

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
YE AUNG THU / AFP
Polisi anti huru hara memblokir jalan ketika pengunjuk rasa berkumpul untuk demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 6 Februari 2021. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM -- Puluhan ribu masyarakat Myanmar berbaris turun ke jalan untuk memprotes kudeta militer di hari kedua di kota terbesar Myanmar pada hari Minggu (7/2/2021) melansir Reuters.

Ribuan masyarakat lainnya di seluruh negeri itu turut memprotes kudeta militer dan penahanan pemimpin de Facto Aung San Suu Kyi beserta pejabat lainnya pekan lalu.

Massa di Yangon, ibu kota komersial, membawa balon merah, warna yang mewakili Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi, sambil meneriakkan, “Kami tidak ingin kediktatoran militer! Kami ingin demokrasi! "

Baca juga: Kudeta Myanmar: Internet Diblokir, Aksi Protes Turun ke Jalan

Militer Myanmar merebut kekuasaan pada Senin dini hari yang memicu kemarahan internasional dan membuat transisi demokrasi negara Asia Tenggara bermasalah.

Pada hari Sabtu, puluhan ribu orang turun ke jalan dalam protes massal pertama sejak kudeta, saat militer memutus akses internet dan membatasi saluran telepon.

Pada hari Minggu pagi, kerumunan besar-besaran dari seluruh penjuru Yangon berkumpul di kotapraja Hledan, yang menyebabkan lalu lintas macet.

Baca juga: Jokowi Minta Menlu Negara ASEAN Adakan Pertemuan Untuk Membahas Perkembangan Politik Myanmar

Mereka mengibarkan bendera NLD dan memberi hormat tiga angka yang telah menjadi simbol protes terhadap kudeta.

Pengemudi membunyikan klakson dan penumpang mengangkat foto pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Suu Kyi.

Adegan yang disiarkan di Facebook adalah sedikit dari beberapa video yang berhasil keluar dari negara itu sejak militer menutup internet dan membatasi saluran telepon pada hari Sabtu.

Tidak ada komentar dari junta di ibu kota Naypyitaw yang berlokasi lebih dari 350 km (220 mil) utara Yangon.

Baca juga: Kudeta Myanmar: Militer Blokir Akses Facebook demi Stabilitas

“Mereka sudah mulai mematikan internet - jika mereka lebih berkuasa, mereka akan lebih menekan pada pendidikan, bisnis, dan kesehatan,” kata Thu Thu, 57 tahun yang ditangkap oleh junta sebelumnya selama protes pro-demokrasi di akhir 1980-an.

“Inilah mengapa kami harus melakukan ini,” katanya.

“Kami tidak dapat menerima kudeta,” kata seorang pria berusia 22 tahun yang datang dengan 10 temannya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut adanya ancaman.

“Ini untuk masa depan kita. Kita harus keluar. ” lanjutnya

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan