Rabu, 13 Agustus 2025

Krisis Myanmar

Gelombang Unjuk Rasa dan Mogok Kerja Semakin Meluas di Myanmar

Aksi unjuk rasa yang terjadi pada Minggu (7/2/2021) adalah yang terbesar sejak Revolusi Kunyit 2007 yang dipimpin oleh biksu Buddha.

YE AUNG THU / AFP
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan salam tiga jari saat polisi memblokir jalan selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 6 Februari 2021. 

"Kami telah diperlakukan buruk, terus menerus untuk waktu yang lama. Saya tidak pernah takut pada mereka karena saya tidak melakukan kesalahan sepanjang hidup saya," tegasnya.

Junta Militer Myanmar Blokir Facebook

Junta militer Myanmar memblokir Facebook demi memastikan stabilitas pada Kamis (4/2/2021).

Pesan WhatsApp Facebook juga diblokir, demikian dilaporkan Reuters, Kamis (4/1/2021).

Pemblokiran Facebook diambil junta militer ketika setidaknya tiga aktivis ditangkap pada unjuk rasa memprotes kudeta yang menggulingkan pemerintahan di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi.

Penentangan terhadap junta militer telah muncul sangat kuat di Facebook, yang merupakan platform internet utama negara itu dan mendukung komunikasi untuk bisnis dan pemerintah.

Belasan orang yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dan Urban Poor Consortium melakukan aksi solidaritas mengecam kudeta militer yang terjadi di Myanmar, di depan Kedubes Myanmar, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2021). Dalam aksinya, pendemo membawa spanduk dan poster kecaman kudeta yang dilakukan militer Myanmar. Mereka juga membuat kebisingan dengan memukulkan kaleng serta alat dapur dan melepaskan burung merpati sebagai tanda solidaritas dan protes seperti yang dilakukan masyarakat Myanmar. Tribunnews/Herudin
Belasan orang yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dan Urban Poor Consortium melakukan aksi solidaritas mengecam kudeta militer yang terjadi di Myanmar, di depan Kedubes Myanmar, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2021). Dalam aksinya, pendemo membawa spanduk dan poster kecaman kudeta yang dilakukan militer Myanmar. Mereka juga membuat kebisingan dengan memukulkan kaleng serta alat dapur dan melepaskan burung merpati sebagai tanda solidaritas dan protes seperti yang dilakukan masyarakat Myanmar. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Facebook masih bisa diakses dengan cara tertentu. Demonstran di kota Mandalay menggunakan Facebook untuk melakukan livestreaming aksi protes massal pertama menentang kudeta.

"Protes rakyat terhadap kudeta militer," tulisan salah satu spanduk.

Demonstran meneriakkan: "Pemimpin kami yang ditangkap, lepaskan sekarang, lepaskan sekarang."

Tiga orang ditangkap, kata tiga kelompok mahasiswa ditempat terpisah. Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk berkomentar.

Usai ditahan militer, kini penerima Nobel Perdamaian Suu Kyi menghadapi tuduhan mengimpor peralatan komunikasi secara ilegal.

Jejaring sosial ini juga telah digunakan untuk berbagi gambar Gerakan Ketidakpatuhan oleh dokter dan tenaga medis di rumah sakit pemerintah di seluruh negeri. Para dokter melakukan aksi mogok kerja dan mengenakan pita warna merah partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi.

Gambar yang dibagikan di Facebook pada Rabu (3/2/2021), menunjukkan para pekerja di kementerian pertanian bergabung dalam gerekan tersebut.

Tanda-tanda kemarahan warga lainnya telah muncul. Selama dua malam, orang-orang di Yangon dan kota-kota lain telah memukul-mukul panci dan wajan serta membunyikan klakson mobil. Gambar aksi ini beredar luas di Facebook.

"Lampu bersinar dalam gelap," kata Min Ko Naing, seorang veteran masa lalu melawan pemerintahan militer.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan