Krisis Myanmar
Sempat Dikepung Aparat Keamanan, Akhirnya Ratusan Demonstran Myanmar Dibebaskan
Ratusan demonstran muda Myanmar yang dikepung aparat keamanan di distrik Sanchaung, Yangon semalam telah bebas.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
"Menjalankan aktivitas bisnis dan ekonomi untuk terus berlanjut akan membantu militer "ketika mereka menekan energi rakyat Myanmar", kata serikat pekerja dalam sebuah pernyataan.
"Waktunya untuk mengambil tindakan dalam membela demokrasi kita sekarang."
'LAWAN KETAKUTAN ITU'
Serikat pekerja berusaha untuk memperpanjang dampak dari "Gerakan Pembangkangan Sipil" yang sedang berlangsung - kampanye yang mendesak pegawai negeri untuk memboikot bekerja di bawah pemerintahan militer.
Dampaknya telah dirasakan di setiap tingkat infrastruktur nasional, dengan terjadi gangguan rumah sakit, kantor kementerian kosong, dan bank tidak dapat beroperasi.
Junta telah memperingatkan bahwa PNS "akan dipecat" dengan efek langsung Hari Senin jika mereka terus melawan.
Hanya beberapa toko teh kecil yang buka di Yangon, kata para saksi mata.
Pusat perbelanjaan utama ditutup dan tidak ada pekerjaan yang terjadi di pabrik- pabrik.
Pemimpin protes Maung Saungkha di Facebook mendesak perempuan untuk keluar guna melawan kudeta pada hari Senin.
Sementara Nay Chi, salah satu penyelenggara gerakan sarung, menggambarkan para wanita sebagai "revolusioner".
"Rakyat kita tidak bersenjata tapi bijaksana. Mereka mencoba memerintah dengan ketakutan, tetapi kami akan melawan rasa takut itu," katanya kepada Reuters.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, militer mengatakan telah menangkap 41 orang pada hari sebelumnya.
Seorang manajer kampanye resmi dan lokal dari Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi (NLD) Khin Maung Latt meninggal dalam tahanan polisi pada hari Minggu lalu.
Ba Myo Thein, anggota parlemen yang digulingkan, mengatakan laporan memar di kepala dan tubuh Khin Maung Latt menimbulkan kecurigaan bahwa dia telah "disiksa keji".
Polisi di distrik Pabedan, Yangon, tempat Khin Maung Latt ditangkap pada Sabtu malam, menolak berkomentar. Seorang juru bicara militer tidak menjawab.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik menunjukkan hampir 1.800 orang telah ditahan di bawah pemerintahan junta per Minggu.(Reuters/AFP/Channel News Asia)