Senin, 1 September 2025

Pulihkan Pembangunan 34 Kota di Jepang Timur akibat Gempa Butuh 2,2 Triliun Yen dalam 40 Tahun

Lebih dari 22.000 orang tewas dan hilang akibat gempa besar Jepang Timur 11 Maret 2011.

Editor: Dewi Agustina
Foto Jiji
Kawasan pembangkit nuklir Daiichi di Fukushima. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebanyak 34 kotamadya dari Prefektur Miyagi, Iwate dan Fukushima menghitung biaya pembaruan air dan limbah serta jalan 40 tahun kemudian, mencapai total2 triliun 230,5 miliar yen.

"Hal ini melebihi total pendapatan anggaran tahun fiskal 2018 dari 34 kota tersebut yang sebesar 1 triliun 908,4 miliar yen," ungkap sumber Tribunnews.com, kamis (11/3/2021).

Pemerintah daerah yang terkena dampak gempa bumi besar Jepang Timur 11 Maret 2011, di mana populasinya terus menurun, banyak yang mengeluh.

"Sulit untuk mendapatkan anggaran baru karena penurunan pendapatan dari pajak kota dan pajak properti," ungkap seorang pejabat di Kota Ofunato, Prefektur Iwate.

Di sisi lain, di Kota Okuma, Prefektur Fukushima, di mana area perintah evakuasi untuk kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi tetap ada, 65 km, atau 93 persen dari pipa saluran pembuangan, ditangguhkan.

Baca juga: 5 Hingga 9 Maret 2021, 77 Orang di Jepang Dikonfirmasi Terinfeksi Varian Baru Covid-19

Baca juga: 8 Warga Jepang Mengalami Efek Samping Anafilaksis Setelah Divaksin Covid-19

Hal tersebut karena fasilitas penyimpanan sementara (sekitar 1.600 hektar) untuk menyimpan sementara tanah dan pasir yang terkontaminasi radioaktif dibangun di lokasi pemukiman.

"Selama 10 tahun terakhir, perlu untuk memulihkan fungsi kehidupan kota. Ini harus dipertimbangkan untuk mengkonsolidasikan fungsi kota dalam jangka menengah hingga jangka panjang," ungkap Profesor Masaaki Minami (perencanaan kota) dari Universitas Iwate, yang akrab dengan pemeliharaan fasilitas kota.

Lebih dari 22.000 orang tewas dan hilang akibat gempa besar Jepang Timur 11 Maret 2011.

Yomiuri Shimbun meneliti 37 kota pesisir, kota kecil, dan desa di tiga prefektur (Iwate Fukushima dan Miyagi) dari Januari hingga Februari, dan membandingkan air dan limbah serta biaya perpanjangan dan pemeliharaan jalan sebelum dan sesudah gempa bumi.

Hasilnya, ditemukan bahwa suplai air termasuk suplai air sederhana (panjang pipa air) bertambah 1.081 km (8 persen), selokan bertambah 997 km (10 persen), dan jalan yang dikelola kotamadya bertambah 613 km (3 persen).

Kota Tomioka sepi dan terlarang didiami karena masuk zona radiasi. Kota ini masuk radius 20 kilometer pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang bocor pada 2011 silam.
Kota Tomioka sepi dan terlarang didiami karena masuk zona radiasi. Kota ini masuk radius 20 kilometer pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang bocor pada 2011 silam. (knowledge.allianz.com)

Panjang total ketiganya adalah 2.691 km, lebih jauh dari jarak antara Tokyo dan Guam.

Di daerah bencana, proyek rekonstruksi seperti mengangkat tanah dan membangun kembali lokasi telah dilakukan.

Relokasi ke tempat yang lebih tinggi membutuhkan sambungan pipa air dan jalan ke daerah pemukiman yang dibuat, sehingga meningkatkan jarak.

Berdasarkan prefektur, Prefektur Miyagi memiliki jarak terjauh antara air dan limbah serta jalan raya.

Baca juga: Gubernur Tokyo Jepang Sambut Hangat Terpilihnya Kembali Thomas Bach Sebagai Presiden IOC

Baca juga: Pemagang WNI Langsung Meninggal Setelah Sepedanya Ditrabrak Truk Sopir Wanita Jepang

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan