Jumat, 5 September 2025

Krisis Myanmar

Lebih dari 80 Demonstran Anti-Kudeta Tewas Ditembak Aparat Keamanan Myanmar

Aparat menggunakan granat, senapan untuk membubarkan aksi protes mementang pemerintahan junta militer di kota.

Handout / FACEBOOK / AFP
Foto yang diambil dan diterima dari sumber anonim melalui Facebook pada 29 Maret 2021 ini menunjukkan pengunjuk rasa ikut serta dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Monywa, wilayah Sagaing. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Korban jiwa terus berjatuhan akibat tindakan brutal aparat keamanan junta militer menghadapi demonstran anti kudeta 1 Februari.

Melansir Reuters, Minggu (11/4/2021), tindakan aparat keamanan Myanmar membawa jatuhnya korban jiwa lebih dari 80 demonstran anti-kudeta di kota Bago, dekat kota utama Yangon, pada Kamis malam dan Jumat lalu.

Demikian kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) dan sebuah outlet berita domestik melaporkan seperti dilansir Reuters.

Aparat menggunakan granat, senapan untuk membubarkan aksi protes mementang pemerintahan junta militer di kota, kata para saksi dan media domestik.

AAPP dan portal berita Myanmar Now mengatakan 82 orang tewas.

Sebelumnya aparat keamanan Myanmar menembaki demonstran anti-kudeta pada hari Rabu (7/4/2021) dan menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai beberapa orang.

Demikian laporan media lokal seperti dilansir Reuters, Rabu (7/3/2021).

Dilaporkan aparat keamanan menembaki para demonstran di kota Kale, ketika mereka menuntut pemulihan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi, kata seorang warga kepada Reuters.

Kantor berita mengutip saksi mengatakan ada korban dan tembakan berulang.

Kantor berita Mizzima dan Irrawaddy mengatakan lima orang tewas dan beberapa terluka.

Penduduk Kale mengatakan informasi itu diberikan kepadanya oleh para saksi, yang mengambil foto lima jenazah korban tewas akibat tembakan aparat keamanan Myanmar.

Reuters tidak dapat memverifikasi jumlah korban secara independen.

Sementara dua demonstran tewas di kota Bago dekat Yangon, kata kantor berita Myanmar Now.

Penguasa junta militer mengatakan gerakan pembangkangan sipil itu "menghancurkan" Myanmar.

Baca juga: Junta Myanmar Klaim Demonstran yang Dibunuh Pasukannya 248 Orang, Beda dengan Catatan AAPP 614 Orang

Baca juga: Junta Myanmar Membatasi Akses Internet hingga Menyita Antena TV Satelit Warga

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan