Sempat Ajukan Pailit, Kontraktor Jepang Tak Bertanggung Jawab Setelah Penghuni Apartemen Meninggal
Tangga tersebut ternyata memang rusak, tidak kuat menahan beban orang yang menginjaknya, padahal itu adalah rumah baru.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah perusahaan kontraktor Jepang, Noritake Jisho kabur dari tanggung jawab setelah mengetahui penghuni apartemen yang dibuatnya, jatuh dari tangga yang rusak dan meninggal dunia April 2021.
Perusahaan tersebut mengajukan pailit di Pengadilan Distrik Yokohama pada tanggal 13 Mei 2021.
"Penjelasan kepada pemilik, penghuni apartemen sangat kurang, tidak bertanggungjawab mereka. Mohon maaf, semestinya permohonan pailit tidak diajukan. Selain itu, sebagai kontraktor, saya ingin meminta tanggapan yang tulus," kata Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, Kazuyoshi Akaba, Selasa (18/5/2021).
Dalam sebuah kecelakaan di mana tangga sebuah apartemen di sebuah apartemen di Hachioji, Tokyo runtuh dan seorang wanita penghuni meninggal.
Baca juga: 30 Pemda di Jepang Minta Percepat Vaksinasi Covid-19
Tangga tersebut ternyata memang rusak, tidak kuat menahan beban orang yang menginjaknya, padahal itu adalah rumah baru.
Dalam kecelakaan ini, bagian dari tangga luar runtuh di sebuah apartemen di Kota Hachioji pada tanggal 17 April 2021, dan seorang wanita yang menaiki tangga jatuh dan meninggal.
"Kami sedang menggeledah rumah "Noritake Jisho" karena dicurigai melakukan kelalaian tidak disengaja mengakibatkan kematian dalam bisnis," ujar sumber Tribunnews.
Mengenai "Noritake Jisho", Pengadilan Distrik Yokohama perusahaan itu mengajukan pailit pada tanggal 13 Mei dan diterima, tetapi Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Akabane mengkritiknya pedas.
Baca juga: 50% Perusahaan Jepang Terdaftar di Pasar Modal Sudah Meraih Untung
Selain itu, empat dari enam rumah yang dibangun oleh Noritake Jisho dan dipastikan mengalami kerusakan tangga luar dinilai sangat berbahaya oleh survei oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, sehingga pilar sementara dipasang untuk menopang tangga.
Artinya, pemerintah daerah meminta pemiliknya segera melakukan tindakan pengamanan.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.