Rabu, 20 Agustus 2025

Penembakan Massal

Penembakan Massal di Lapangan  Rel LRT San Jose, Delapan Orang Tewas

Penembakan massal di lapangan rel kereta Valley Transportation Authority (VTA), San Jose, Amerika Serikat, menewaskan delapan orang dan banyak cedera

Editor: hasanah samhudi
zoom-inlihat foto Penembakan Massal di Lapangan  Rel LRT San Jose, Delapan Orang Tewas
AFP
Petugas dari Unit K-9 memeriksa lapangan rel di layanan kereta San Jose, lokasi penembakan massal yang menewaskan delapan orang, Rabu (26/5)

TRIBUNNEWS.COM, SAN JOSE – Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat. Seorang  pria melepaskan serangkaian tembakan di halaman kereta di San Jose, Rabu (26/5) pagi waktu setempat.

Pihak berwenang di negara bagian California, AS, mengatakan delapan orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam penembakan massal di lapangan kereta di San Jose.

Pejabat setempat juga mengatakan, pria bersenjata itu juga tewas di tempat.

Peristiwa terjadi di lapangan rel kereta Valley Transportation Authority (VTA) – layanan transit kota tersebut, yang terletak di sebelah Departemen Sheriff Santa Clara County.

"Saya dapat mengonfirmasikan pada saat ini, bahwa ada delapan korban yang dinyatakan meninggal," kata Deputi Sheriff Russell Davis kepada wartawan.

Baca juga: Aksi Heroik Guru Matematika Lumpuhkan dan Peluk Murid Pelaku Penembakan

Dia mengatakan bahwa tersangka penyerang, yang dikonfirmasi sebagai karyawan VTA, juga tewas. Ada juga banyak korban dengan "luka berat" yang saat ini sedang dirawat, katanya.

Beberapa outlet berita lokal mengidentifikasi penembak sebagai Samuel Cassidy (57), yang dilaporkan sebagai seorang teknisi di halaman rel.  Namun pihak berwenang belum mengonfirmasi nama penembak.

Davis menambahkan bahwa penjinak bom departemen sheriff sedang mencari lokasi penembakan setelah mereka "menerima informasi bahwa ada alat peledak yang berada" di halaman rel.

Seorang ibu dari seorang karyawan VTA mengatakan kepada KTVU bahwa putranya mengatakan penembakan itu terjadi selama rapat serikat pekerja, meskipun pihak berwenang belum mengkonfirmasi laporan itu.

Davis mengatakan panggilan pertama penembakan datang pada pukul 06:34 pagi waktu setempat (pukul 20.34 WIB).

Baca juga: Pesta Ulang Tahun Jadi Tempat Penembakan Masal, Pelaku Pacar Salah Satu Korban

“Penembakan di fasilitas VTA di Younger St telah menyebabkan beberapa orang dirawat, tetapi situasinya masih dikaji,” ujar Walikota San Jose Sam Liccardo dalam tweeted tak lama setelah pukul 08.00 waktu setempat.

Licardo juga mengkonfirmasikan bahwa penembak tidak lagi menjadi ancaman, dan fasilitas telah dievakuasi. Liccardo mengkonfirmasi kematian penyerangnya.

“Kita berada di saat yang sangat kelam,” kata Liccardo. "Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan hal ini tidak pernah terjadi lagi di kota kami."

Glenn Hendricks, Ketua Dewan Direksi VTA, mengatakan penembakan terjadi di halaman pemeliharaan rel ringan, tempat kendaraan diperbaiki dan diberangkatkan, bukan di dalam pusat kendali operasi sistem kereta.

Kota San Jose, yang memiliki populasi lebih dari satu juta, terletak sekitar 67 kmd tenggara San Francisco dan berada di jantung Silicon Valley.

Baca juga: Penembakan di New York Times Square, Bocah 4 Tahun dan Dua Warga Lainnya Terluka

Wilayah ini adalah pusat teknologi utama dan rumah bagi Apple, Facebook, dan Google, di antara banyak perusahaan teknologi lainnya.

Penembakan massal hari Rabu kemarin adalah yang terbaru dari apa yang telah menjadi kejadian umum di Amerika Serikat.

Baru saja akhir pekan lalu, setidaknya 12 orang tewas dalam penembakan massal di seluruh negeri.

Selama empat minggu di bulan Maret dan April, tercatat tiga penembakan yang melibatkan korban massal.

Pada 16 Maret, delapan orang tewas, termasuk enam wanita keturunan Asia, di sebuah spa di kawasan Atlanta.

Baca juga: Penembakan di Supermarket New York, Polisi Tahan Pria yang Diyakini Menembak 3 Orang

Kurang dari seminggu kemudian, 10 orang tewas dalam penembakan di supermarket di Colorado, dan beberapa minggu setelah itu, delapan orang tewas di fasilitas FedEx di Indianapolis.

Hampir 40.000 orang Amerika meninggal setiap tahun karena senjata, dengan setengah dari jumlah itu adalah bunuh diri.

Legislator AS secara teratur berjanji, tetapi terus-menerus gagal, untuk meloloskan reformasi hukum senjata yang berarti.

Setelah penembakan di Indianapolis bulan lalu, Presiden Joe Biden menyatakan, “Ini harus diakhiri. Ini memalukan secara nasional ”sebelum meminta Kongres untuk melarang senjata serbu dan magasin amunisi berkapasitas besar.

Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan, staf presiden memantau situasi insiden penembakan kemarin. “Simpati kami bagi para korban dan keluarganya,” ujarnya.  (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan