Rabu, 27 Agustus 2025

Krisis Myanmar

Demonstran Rayakan Ulang Tahun Pemimpin Kudeta dengan Ritual Pemakaman: Ingin Dia Segera Meninggal

Demonstran antikuderta merayakan ulang tahun ke-65 pemimpin pemerintah militer atau junta Myanmar dengan membakar potretnya hingga ritual pemakaman.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
AFP/STR
Para pengunjuk rasa di Myanmar yang dilanda kudeta memperingati ulang tahun pemimpin junta Min Aung Hlaing dengan membakar potretnya dan menggelar pemakaman palsu. 

TRIBUNNEWS.COM - Para demonstran antikudeta di Myanmar merayakan ulang tahun pemimpin pemerintah militer atau junta Min Aung Hlaing dengan membakar potretnya dan menggelar ritual pemakaman palsu.

Aksi tersebut dilakukan para demonstran pada Sabtu (3/6/2021) di dua kota tebesar di negara itu, yaitu Kota Yangon dan Kota Mandalay.

Demonstran antikudeta juga mengunggah foto di media sosial yang memperlihatkan hidangan sup mie tradisional atau disebut Mohinga.

Diketahui, Mohinga merupakan hidangan yang disajikan pada pemakaman di Myanmar.

Seorang demonstran mengatakan, dia membuat Mohinga pada hari ulang tahun Min Aung Hlaing karena berharap pemimpin kudeta itu segera meninggal.

Baca juga: PBB Desak Junta Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi

Baca juga: Sekjen PBB Serukan Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi, Demonstran Bakar Seragam Tentara

"Saya membuat (Mohinga) pada hari ulang tahunnya karena saya ingin dia segera meninggal," ucap warga Yangon itu, dikutip dari CNA.

Menurutnya, banyak orang tak bersalah yang kehilangan nyawa akibat tindakan Min Aung Hlaing.

Untuk itu, jika Min Aung Hlain meninggal, seluruh negeri akan bahagia.

"Banyak orang tak bersalah kehilangan nyawa karena dia. Jadi, jika dia meninggal, seluruh negeri akan bahagia," tambahnya.

Sementara di Mandalay, beberapa aktivis membakar foto-foto Min Aung Hlaing dan membakar peti mati palsu di acara pemakaman tiruan.

Seorang demonstran mengatakan, Min Aung Hlaing telah membuat rakyat Myanmar memiliki banyak masalah.

"Karena orang ini, Myanmar kami memiliki banyak masalah," kata warga Mandalay itu.

"Dia sebenarnya seharusnya tidak dilahirkan. Karena itu, kami mengadakan pemakamannya karena kami ingin mengatakan dia harus mati," tambahnya.

Dalam file foto yang diambil pada 19 Juli 2018 ini, Kepala Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing, panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar, datang untuk memberikan penghormatan kepada pahlawan kemerdekaan Myanmar Jenderal Aung San dan delapan orang lainnya yang dibunuh pada tahun 1947, selama sebuah upacara untuk memperingati 71 tahun Hari Martir di Yangon. Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1 Februari 2021, menahan pemimpin yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi saat memberlakukan keadaan darurat satu tahun.
Dalam file foto yang diambil pada 19 Juli 2018 ini, Kepala Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing, panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar, datang untuk memberikan penghormatan kepada pahlawan kemerdekaan Myanmar Jenderal Aung San dan delapan orang lainnya yang dibunuh pada tahun 1947, selama sebuah upacara untuk memperingati 71 tahun Hari Martir di Yangon. Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1 Februari 2021, menahan pemimpin yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi saat memberlakukan keadaan darurat satu tahun. (Ye Aung THU / AFP)

Min Aung Hlaing genap berusia 65 tahun pada Sabtu (3/7/2021).

Di usia 65 tahun, Min Aung Hlaing seharusnya telah menjalani pensiun dari angkatan bersenjata sebagaimana diatur oleh konstitusi negara tahun 2008.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan