Konflik di Afghanistan
AS Bersiap Hadapi Serangan Baru ISIS-K di Kabul, Biden: Kami akan Memburumu dan Membuatmu Membayar
Sehari setelah diguncang tembakan dan dua ledakan bom, Amerika Serikat (AS) bersiap menghadapi serangan baru ISIS-K di Kabul, Jumat (27/8/2021).
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Tiara Shelavie
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan pada hari Jumat bahwa negaranya telah menyelesaikan operasi evakuasi di Afghanistan.
Negara itu menarik pasukannya keluar dari Kabul tepat sebelum pengeboman pada hari Kamis.
Yakni setelah menerima kabar dari 'intelijen yang sangat jelas' mengenai serangan yang akan datang.
"Kami dapat memastikan keberangkatan personel Australia yang tersisa selama semalam, tidak lama sebelum peristiwa mengerikan yang terjadi tadi malam terjadi," kata Morrison.
Dia juga mengatakan bahwa pasukan Amerika dan Inggris telah membantu Australia selama sembilan hari untuk mengevakuasi sekitar 4.100 orang, termasuk 3.200 warga Australia dan Afghanistan dengan visa Australia.

Norwegia Hentikan Evakuasi
Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soereide telah mengumumkan bahwa negaranya tidak dapat lagi membantu mengevakuasi warga yang tersisa dari ibu kota Afghanistan.
"Pintu-pintu di bandara sekarang ditutup dan orang tidak bisa lagi masuk," kata Soereide dalam wawancara dengan TV2.
Diketahui, Norwegia sebelumnya telah setuju untuk memberikan dukungan transportasi udara bagi pengungsi Afghanistan dari kawasan Teluk ke titik-titik lanjutan di Eropa, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Dokumen yang Ditinggalkan di Kedutaan Inggris di Kabul
Staf kedutaan besar Inggris di Kabul, yang buru-buru dievakuasi setelah pengambilalihan Taliban pada 15 Agustus, telah meninggalkan dokumen dengan rincian kontak orang Afghanistan yang bekerja untuk mereka.
Mereka juga menginformaskan identitas lainnya seperti lamaran pekerjaan orang Afghanistan.
Menurut laporan surat kabar The Times di Inggris, dokumen-dokumen itu dibiarkan berserakan di tanah di kompleks kedutaan Inggris di Kabul yang telah disita oleh Taliban.
"Panggilan telepon ke nomor-nomor pada dokumen mengungkapkan bahwa beberapa karyawan Afghanistan dan keluarga mereka tetap terdampar di sisi yang salah dari tembok perimeter bandara beberapa hari setelah rincian mereka ditinggalkan di tanah dengan tergesa-gesa saat evakuasi kedutaan pada 15 Agustus," katanya.
Baca juga: Ledakan di Luar Bandara Kabul Tewaskan 60 Warga Afghanistan dan 13 Tentara AS
Baca juga: Sosok Jenderal Tentara Afghanistan Sami Sadat, Sebut Trump, Biden, dan Ashraf Ghani Pengkhianat
Lebih dari 100 Ribu Orang Telah Dievakuasi