Kamis, 28 Agustus 2025

Taliban Siap Menjalin Hubungan dengan Negara Lain di Dunia, tapi Tidak dengan Israel

Pernyataan juru bicara Taliban didasarkan pada aturan hubungan internasional sejak tahun 1948 dan telah diterima di negara-negara Muslim

Editor: Eko Sutriyanto
Dimitar DILKOFF / AFP
Pemimpin gerakan dan perunding Taliban Abdul Latif Mansoor (kanan), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen (kiri) berjalan untuk menghadiri konferensi pers di Moskow pada 9 Juli 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, KABUL -  Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan, pihaknya siap menjalin hubungan dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di seluruh dunia, kecuali satu.

"Ya, jika AS ingin membangun hubungan dengan kami, untuk kepentingan kedua negara dan jika AS ingin berpartisipasi dalam rekonstruksi Afghanistan, kami selalu menyambut," kata Shaheen.

Tentu saja, kami tidak akan memiliki hubungan apa pun dengan Israel.

Kami ingin membangun hubungan dengan semua negara, kecuali Israel," tegas Shaheen Berbicara kepada media Rusia Sputnik pekan lalu.

Dalam editorial yang diterbitkan di Jerusalem Post pada Kamis (9/9/2021), penulis Seth J Frantzman mengatakan bahwa sebagian besar negara yang menolak memiliki hubungan dengan Israel saat ini adalah negara mayoritas muslim.

Baca juga: Materi Sekolah: Tugas dan Wewenang Presiden Sebagai Kepala Negara Sekaligus Kepala Pemerintahan

Negara-negara ini memiliki satu pandangan yang tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan negara Yahudi, serta sikap yang mendukung atas merdekanya Palestina.

Menurut sang penulis, pernyataan juru bicara Taliban didasarkan pada aturan hubungan internasional sejak tahun 1948 dan telah diterima di negara-negara Muslim.

Sejak 1948, Israel telah berulang kali mengobarkan perang dengan negara-negara Arab, yang sebagian besar telah dimenangkan.

Itu menyebabkan Mesir menormalkan hubungan dengan Israel pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Namun, dunia Arab lainnya masih menganggap Israel sebagai musuh yang mencaplok tanah Palestina secara brutal.

Di antara negara-negara Muslim yang belum menjalin hubungan dengan Israel adalah Iran, Irak, Arab Saudi, Suriah, Qatar, Pakistan, Indonesia, dan Malaysia. 

Arab Saudi bahkan tidak menganggap Israel sebagai negara yang sah.

Baca juga: Potensi Pasar Besar, Kemendag Lepas Ekspor 600 Metrik Ton Kopi Lampung ke Mesir

Qatar dan Pakistan, dua negara dengan hubungan dekat yang dianggap sebagai mediator yang menghubungkan Taliban dengan komunitas internasional, juga belum menjalin hubungan dengan Israel.

Di bawah kepemimpnan mantan Presiden AS, Donald Trump, Amerika adalah negara yang aktif untuk membantu Israel menormalkan hubungan dengan dunia Muslim, melalui Perjanjian Abraham.

Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2020 membuka jalan bagi Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan